Sabtu, 01 Agustus 2020

Janda Yang Haus Belaian

Hijabeauty | Beautiful hijab, Beautiful muslim women, Muslim beauty
Janda Yang Haus Belaian
Enny Arrow - Perkenalkan namaku Soffi. Aku adalah seorang perempuan berusia 27 tahun yang berstatus janda beranak 1. Dalam keseharianku, aku tidak jarang kali mengenakan jilbab. Walaupun jilbab yang aku kenakan bukan termasuk jilbab akhwat, bakal tetapi, dalam berpakaian aku sudah lumayan sopan. Jilbabku menjulur menutupi separuh dadaku. Aku tidak jarang kali mengenakan baju kurung longgar dengan bawahan rok semata kaki. Kedua kakiku senantiasa terbalut oleh kaus kaki.

Aku sudah menjanda semenjak 3 tahun yang lalu, dampak konflik yang tidak teratasi dengan mantan suamiku. Setelah umur pernikahan kami memasuki 1 tahun, mantan suamiku mulai mengindikasikan watak aslinya. Ia mulai suka bermain tangan saat marah. Begitu pula, ia tidak pernah memberiku nafkah, sebab dia seorang pengangguran. Secara umum, ia bukan laki-laki yang bertanggung jawab. Pada akhirnya, ia juga menceraikanku, sesudah berselingkuh dengan perempuan lain. Pada saat tersebut aku sedang berisi anak hasil perkawinanku dengannya. Kekalutan yang kualami dampak* perceraian tersebut membuatku merasakan depresi selama sejumlah bulan, sampai akhirnya aku menyadari bahwa aku mesti bangkit. Perlahan-lahan akupun mulai bangkit, dan melupakan perceraian tragis yang menimpa diriku. Aku ingat, bahwa aku mesti menghidupi anakku. Akupun juga bekerja pada suatu biro konsultasi psikologi, menilik aku ialah sarjana psikologi. Bisa dikatakan, penghasilanku melulu pas-pasan guna menghidupi diriku dan anakku. Pada ketika ini, anakku yang berusia 4 tahun kutitipkan pada neneknya di kota Yogyakarta. Sedangkan aku sendiri bekerja di kota Semarang, suatu kota di Jawa Tengah. Di kota itu aku bermukim di kamar kost sederhana. Setiap akhir pekan aku mendatangi anakku di lokasi tinggal neneknya.Banyak lelaki yang menuliskan bahwa aku mempunyai wajah yang cantik dan keibuan. Dengan balutan jilbab yang tidak jarang kali ku kenakan, aku menjadi nampak elegan di mata semua pria. Di samping itu, tak ada firasat bahwa aku ialah seorang ibu beranak satu. Banyak yang mengagnggap aku masih gadis. Tinggi badanku ialah 165 cm. Ukuran payudaraku tidaklah besar, melulu 32B, bakal tetapi, pantatku bulat, padat dan membusung. Walaupun telah beranak 1, aku mempunyai perut yang datar. Hal ini tercapai sebab aku memang rajin berolah raga. Tak heran, meskipun statusku janda beranak 1, masih tidak sedikit pria yang mengharap cinta dariku. Akan tetapi, pada ketika itu, aku belum berfikir guna menjalin hubungan yang serius dengan seorang priapun.

Cerita Dewasa - Hal ini diakibatkan karena masih terdapat sisa-sisa trauma dampak perceraian yang menyakitkan tersebut. Aku mempunyai pandangan bahwa seluruh pria ialah pendusta. Bagi apa aku menikah lagi kalau melulu untuk bercerai lagi. Sudahlah… aku telah merasa hidup bahagia sebagai single parent.Tak bisa kupungkiri bahwa aku memimpikan pelukan pria. Tentu saja, sebab aku pernah menikmati manisnya seks, maka akupun biasanya merindukannya. Hingga ketika ini, aku masih powerful untuk menyangga hasrat itu, sampai-sampai aku tidak terjerumus dalam seks bebas. Di samping dalam rangka mengawal norma dan kepercayaan yang aku anut, aku pun harus mengawal imejku sebagai seorang perempuan berjilbab yang tidak jarang kali berpakaian rapih dan sopan. Sejujurnya, aku biasanya bermasturbasi untuk meminimalisir hasrat seksku tersebut. Herannya, semakin tidak jarang ku bermasturbasi, keinginanku guna disetubuhi oleh pria malah semakin menggebu-gebu. Masturbasi melulu mengurangi hasratku guna sementara, melulu pemuasan keperluan biologis semata, tetapi kepuasan psikologis tidaklah aku dapatkan. Adapun perangkat yang tidak jarang ku pakai guna bermasturbasi ialah buah mentimun. Uhhh… sungguh beruntungnya buah mentimun itu. Sementara semua pria yang mengharap cinta padaku saja belum terdapat yang sukses menikmati jepitan lubang di pangkal pahaku, namun buah mentimun silih berganti sudah menyodok berkali-kali. Terkadang diam-diam aku mengerjakan masturbasi sambil menyaksikan film porno di komputerku saat di kost sendirian.
Dengan kedudukan jandaku, pasti saja ada sejumlah pria yang memandang diriku ialah perempuan gampangan, yang perlu dibelai. Dengan demikian, ada sejumlah pria yang sering mengerjakan perilaku yang menjurus pada pelecehan seks, dari verbal sampai pada sentuhan fisik. Salah satunya ialah bosku, seorang Cina, yang sekaligus empunya dari biro konsultasi tempatku bekerja. Dengan pura-pura tidak sengaja, ia terkadang meremas pantatku atau tetekku. Aku sebetulnya risih dengan urusan itu, dan tidak krasan guna bekerja di situ. Ia seakan tidak peduli bahwa aku ialah seorang perempuan berjilbab yang tidak jarang kali sopan dalam berpakaian dan berperilaku. Ia bahkan pernah menempelkan penisnya di belahan pantatku saat aku sedang membungkuk, sebab membetulkan mesin printer di kantor. Aku terkejut, sebab di sela-sela pantatku terasa terdapat batang keras yang menekan. Aku juga lalu segera menghindar. Aku tidak dapat marah padanya, sebab aku masih bercita-cita untuk dapat bekerja di biro miliknya tersebut. Aku melulu menampilkan ekspresi muka tidak suka, seraya pipiku memerah sebab malu. Ia melulu tersenyum mesum seraya pergi berlalu. Ia nampak paham sekali bahwa aku memang sedang perlu untuk terus bekerja di bironya, dikutip dari Cerita Dewasa Terkini.
Sungguh aku paling benci dan jijik dengan perilaku bosku tersebut. Bosku itu seorang lelaki Cina berusia 40 tahunan. Ia sudah berkeluarga, dan keluarganya bermukim di luar Jawa. Namanya Pak Tan. Ia mempunyai tinggi 160 cm, dengan badan yang agak gemuk perut yang buncit. Ia nampak gempal.

Cerita Malam - Pada sebuah hari, aku menerima kabar dari ibuku yang bermukim di kota Yogyakarta, bahwa anakku sakit keras, sampai harus opname. Bahkan dokter mengaku bahwa anakku mesti dioperasi secapatnya, bila tidak, dapat fatal. Untuk ongkos operasi tersebut perlu uang sejumlah lima juta rupiah. Orang tuaku mengaku bahwa mereka sudah kehabisan dana untuk ongkos pengobatan anakku. Sementara, aku sendiri telah kehabisan uang sebab kini telah tanggal tua. Uang hanya lumayan untuk menyambung hidup sejumlah hari. Aku juga bingung, mesti mendapatkan duit darimana lagi. Masih tidak sedikit hutangku pada kawan-kawanku, sampai-sampai aku segan guna berhutang lagi pada mereka. Satu-satunya yang dapat aku lakukan ialah mengeluh pada Pak Tan. Tapi aku merasa ngeri, karena tersebut berarti memberinya peluang untuk melecehkanku secara seksual. Aku juga menjadi ragu. Akan tetapi, sebab aku sudah paling panik, kesudahannya aku beranikan diri guna mengungkapkan urusan tersebut pada Pak Tan. Dengan perasaan tidak karuan, aku memberanikan diri untuk mengarah ke ruang Pak Tan. Saat itu, aku mengenakan jilbab warna pink sepanjang lengan, dengan baju kurung yang sewarna, serta rok panjang hitam dari bahan kain yang lemas. Dengan demikian, celana dalamku agak tercetak di permukaan luar rokku.

Tok… tok.. tok.. tok… suara ketukanku di kamar kerja Pak Tan.
“Masuk” aku dengar suara pak Tan berseru dari dalam ruangan.
Aku juga membuka pintu. Pak Tan yang sedang duduk di belakang meja kerjanya menatapku dengan tatapan mesumnya, yang seolah menelanjangi tubuhku.
“Silahkan duduk”, katanya mempersilahkanku guna duduk.
“Ada apa cah ayu?” dia bertanya padaku dengan nada menggoda.
Sambil menunduk, akupun menuliskan keperluanku pada pak Tan seraya terbata-bata.
“Mmmaaaff Pak, anak saya sedang sakitt kerass…”
Keringat dinginku mulai mengucur….
“Terus???” Pak Tan bertanya dengan nada tidak banyak ketus.
“Maksud saya, saya inginkan* pinjam duit sama bapak. Untuk penyembuhan anak saya. Saya telah tidak terdapat uang.”
Ketika aku berbicara seperti itu, pak Tan melulu mengangguk-amgguk dengan tatapan melecehkan.
“Sofiii, dengan berat hati saya katakan ke kamu, kalo saya tidak ada duit yang dapat saya pinjamkan ke kamu…?”
“Tolonglah saya pak, anak saya sakit.. berikan saya lima juta rupiah saja… nanti dapat* dipotong gaji saya” kataku menghiba.
Air mataku mulai mengalir dari sudut-sudut mataku.
“Kamu tau kan, biro ini sedang kelemahan modal”, kata pak Tan dengan datar dan tenang.
“Jumlah klien anda semakin sedikit, makanya pemasukan ke biro pun sedikit..”
“Ya sudahlah, aku dapat usahakan duit itu” kata pak Tan.
Kemudian ia membuka laci mejanya dan mengeluarkan sejumlah gepok duit 50ribu rupiahan. Ia juga memberikanya padaku. Setelah dihitung, ia telah menyerahkan uang padaku sejumlah 6juta rupiah, lebih tidak sedikit dari harapanku.

Desah Asmara - Pak Tan berkata, Uang tersebut boleh anda pinjam dulu. Kamu nggak usah mikirin ntar gimana mengembalikannya.
“Udah, cepet, anda bawa pulang… anda tunggu anak anda sampe operasinya selesai… anda boleh libur…”
Dengan perasaan senang dan rasa terima kasih yang tidak terkira, aku juga berpamitan dengan pak Tan dengan menyalami tangannya..
Aku juga bersyukur, operasi anakku berlangsung dengan lancar. Setelah itu, aku pulang bekerja di kantor Pak Tan. Semenjak itu, Pak Tan semakin menjadi-jadi dalam melecehkanku secara seksual. Karena hutang budiku padanya, aku juga tak bisa melakukan apapun di samping pasrah dengan perlakuan Pak Tan. Setiap kali berpapasan denganku, ia tak akan tidak mempedulikan pantatku lolos dari jamahannya. Seringkali, ia mengejutkanku dari belakang dengan teknik meremas pantatku. Aku hanya dapat menjerit kecil. Semakin lama iapun semakin berani guna menjamah tubuhku yang lain. Payudaraku dan pangkal pahaku pernah diremasnya. Yang aku heran, dia tetap sangat suka meremas pantatku, walaupun ia bahwasannya dapat dengan bebas guna menjamahi payudara dan pangkal pahaku. Ketika aku sedang berdiri di dekatnya, ia mengajakku ngobrol seraya jarinya mencari belahan pantatnya.
Dengan perasaan malu aku hendak menghindari masing-masing perlakuannya, tetapi ku tak berdaya. Sungguh, aku merasa menjadi seorang wanita murahan yang dapat dinikmati oleh lelaki Cina tersebut demi uang. Sungguh kontras dengan penampilanku yang tidak jarang kali berjilbab sopan ini.
Suatu ketika, seorang pesuruh kantor mempunyai nama Pak Tatang memberitahuku bahwa pak Tan memanggilku guna datang ke ruangannya.
“Mbak, Pak Tan manggil mbak ke ruangnya”
“Huh… terdapat apa lagi nih??” tanyaku dalam hati. Pelecehan apa lagi yang kan aku terima? gumamku.
“Mhhh…. iya pak… Nanti saya ke sana…
“Cepet ya mbak, Pak Tan mohon mbak datang cepet….” kata pak Tatang seraya* berlalu.
“Iya… iya Pak Tatang” kataku seraya tersenyum pada Pak Tatang..
Hari tersebut aku mengenakan jilbab warna krem yan menutupi dua bukit mungilku, dengan baju kurung dan rok panjang. Dengan gontai dan perasaan yang tidak tenang akupun datang ke ruang Pak Tan.
Tok… tok… tok ku ketuk pintu ruang Pak Tan.
“Masuk” tersiar teriakan Pak Tan dari dalam ruangan.
Aku juga masuk, dan Pak Tan mempersilahkanku duduk. Dengan senyum jahat tersungging di bibrnya, ia menatapku dengan pandangan nafsu. Aku menunduk dengan muka yang malu bercampur cemas.
“Mhhhhh, begini Soffi…., saya cuma inginkan informasikan ke kamu, bila hutang anda ke kantor telah jatuh tempo. Kantor perlu uang tersebut segera. Kamu bilang mau cicil hutang kamu, tapi hingga sekarang, telah tiga bulan, anda sama sekali belum angsur. Saya udah kasih anda keringanan looo….” Pak Tan berbicara dengan nada serius.
Jantungku berdetak keras, memompa darahku cepat sekali. Wah, celaka… pikirku.. Aku jelas tidak dapat untuk menunaikan hutangku. Bahkan guna mencicil juga aku tidak mampu. Kini hutang tersebut telah ditagih. Ohhhh… alangkah malang nasibku, jeritku di hati.
“Mhhhh…. mmaaf pak, saya belum dapat* membayarnya…” jawabku terbata-bata.
“Kebutuhan saya tidak sedikit sekali, dan duit gaji saya saja tidak cukup”
Tak terasa, air mataku mulai meleleh.
“Iya, saya tau… namun masalahnya, kantor ini juga perlu biaya. Kan telah aku bilang, bila biro ini lagi seret. Klien anda semakin sedikit?” suara Pak Tan mulai meninggi.
Air mataku juga semakin deras mengalir. Tak sadar aku mulai sesenggukan. Dengan ujung jilbabku aku belai air mataku. Pak Tan masih nampak cuek, seraya sesekali melirikku. Sorot matanya mengindikasikan* kelicikan.
“Hmmmmm… apapun anda harus menunaikan hutang kamu…. Atau anda selesaikan saja secara hukum??” ancam Pak Tan.
Aku semakin panik dengan ancaman itu…
“Ssaya mohon boleh pak. Saya tentu akan bayar. Saya masih punya anak pak….” kataku tersedu-sedu.
“Trus, anda mau bayar pake apa? Kamu bilang nggak punya uang?”
“Beri saya masa-masa barang satu minggu, saya dapat usahakan” jawabku putus asa.
Satu minggu juga aku tidak yakin bakal mendapatkan uang sebanyak itu.
“Wah… wah… aku meragukan anda bakalan mampu membayar. Paling menunda waktu. Gak ada gunanya. Saya nggak bakal kasi keringanan lagi”
“Sssayaaa minta pakkk” aku berjuang menahan tangisku supaya tak semakin keras.
“Mhhhhh… baik… baik…. Aku dapat kasih anda solusi. Supaya kamu dapat lunasin utang kamu”
Aku agak lega mendengar perkataan Pak Tan. Aku memandanginya dengan pandangan bertanya.
“Mhhhhh… boleh tau apa solusinya pak?” ungkapku.
“Kamu dapat bayar hutangmu dengan tubuh molek anda itu” kata pak Tan seraya melirik padaku dengan sorot mata birahi.
Bagai disambar petir, aku terkejut mendengar perkataan* Pak Tan. Aku kehabisan kata-kata.
“Nggak, nggak mau” jawabku seraya menangis.
“Kamu dapat apa….? Kalo anda nggak bayar sekarang, ya ditamatkan lewat hukum. Aku bakal laporkan anda ke polisi” ancam pak Tan.

Denyutan Birahi - Dia sungguh lihai mempermainkan perasaanku. Aku merasa semakin putus asa. Aku hanya dapat menangis. Tangisku yang terbendung pun mulai tumpah . Namun Pak Tan tetap tak peduli. Aku tertunduk seraya menangis. Air mataku sudah basahi jilbabku.
“Hehehe… lagian, anda kan telah lama jadi janda. Masa sih, ga kangen sama kontol? Kamu puas, hutangmu lunas… Tawaran unik kan? goda pak Tan.
“Kamu ngangkang aja, biar memekmu disodok pake kontol pria birahi. Dengan tubuh kaya kamu, gak susah kok anda dapet fulus banyak. heheheh…. Apalagi yang jilbaban kaya kamu, pasti tidak sedikit peminatnya.”
Tanpa ku sadar, pak Tan sudah berdiri di sampingku, dan tanpa basa-basi, ia pun memegang tanganku sampai aku berdiri. Aku hendak menolak dan lari, tetapi aku sadar bahwa aku bukan lagi punya kuasa. Bahkan pada diriku sendiri. Kini aku sudah dikuasai oleh pak Tan. Aku mulai pasrah.
Dengan sarat birahi, pak Tan menariku ke dalam pelukannya. Dengan rakus pak Tan melumat mulutku dengan mulutnya. Tangannya menjamahi dua payudaraku yang masih tertutup jilbab itu. Kurasakan perut buncit pak Tan mengurangi tubuhku.
“Mhhhh….. mphhhhhh….” aku berjuang meronta, menghindari ciuman pak Tan.
Namun mulutnya terus memburu mulutku. Dengan kasar dibaliknya tubuhku sampai aku membelakanginya. Lalu ditekannya tubuhku sampai perutku menempel di ambang mejanya. Tanganku berpegangan pada meja supaya menopang badanku. Kini aku dalam posisi agak membungkuk, dengan pantat yang membusung kearah pak Tan. Kini pantatku begitu bebas guna dijamahinya. Dengan kasar ia meremas pantatku. Aku menikmati ada sesuatu yang mengganjal di pantatku.
Ohhh, ternyata itu ialah* penis pak Tan yang telah menegang dan mengeras.
Sambil menggesek-gesekkan penisnya di pantatku, di antara tangan pak Tan pun meremasi bongkahan pantatku yang montok dan padat itu, sedang tangan yang lain sekarang telah mencengkram di antara payudaraku yang masih tertutup jilbab. Jilbab tersebut menjadi kusut dampak remasan tangan pak Tan. Aku menikmati bahwa tangan pak Tan sudah mulai menyusup masuk ke balik jilbabku yang memblokir dadaku. Ia meremasi payudaraku dari balik baju kurungku.
“Mhhhh…. ahhhh…. ohhhhh….” jeritan-jeritan kecil terlontar dari mulutku saat pak Tan menyentil ujung payudaraku dengan keras, sedangkan penisnya yang masih sedang di dalam celana tersebut menekan pantatku ke depan.

Gairah Malam - Tangan yang satunya sekarang telah meremas-remas pangkal pahaku. Mulut pak Tan dengan rakus menggigit leherku yang masih tertutup jilbab warna krem itu, sampai nampak basah bekas gigitan. Kepalaku yang tertutup jilbab krem tersebut hanya dapat menggeleng-geleng, dan terkadang menengadah ke atas, masing-masing kali pak Tan menyodokkan penisnya ke pantatku.
Kini tangan pak Tan mulai unik ritsleting baju kurungku yang terdapat di punggungku. Dengan trampil tangannya menurunkan baju unsur atas baju kurung itu, dan menyampirkan jilbabku ke pundak. Kini pundak dan punggung putihku juga terbuka. Tak lama kemudian, aku merasa bahwa pengait braku dibelakang sudah terbuka. Secara umum, bagian atas tubuhku telah separuh terbuka, dan dua payudaraku yang tak seberapa besar tersebut menggelantung di atas meja. Dengan rakus pak Tan menciumi dan menjilati punggungku, sampai basah oleh liurnya. Kedua tangan pak Tan juga tak henti-hentinya meremas dan memilin dua puting mungilku yang berwarna coklat muda itu.
“Ahhhhhhh….. udahhh… lama aku menantikan saat ini…” bisik pak Tan di telingaku yang tertutup jilbab itu.
“Mhhhh… ohhhhh…. mhhhhhh…..” desahku.
Walaupun aku sudah lama tidak merasakan sentuhan pria. Sungguh, aku tetap tidak dapat menikmati perlakuan pak Tan itu. Aku malah merasa terhina, sebab penis seorang lelaki yang bukan suamiku sekarang sedang menggesek-gesek pantatku yang masih tertutup rok itu. Selama ini hanyalah mantan suamiku yang pernah merasakan bibirku, menghisap dua putingku yang sedang mengeras, dan menyodokkan penisnya di lubang surgaku yang basah.
Saat ini, seorang lelaki yang bukan suamiku dengan bebas dapat merasakan pantatku, dan tangannya dengan bebas memilin dan meremas puting payudaraku. Ohhh, alangkah malang nasibku..
Aku dengar suara ritsleting celana pak Tan. Tak lama lantas pak Tan pun mengembalikan tubuhku sampai posisiku berhadapan dengannya. Terlihatlah pemandangan yang membuatku takjub. Penis pak Tan yang menjulang sepanjang 17 cm. Jauh lebih besar daripada kepunyaan mantan suamiku. Dengan rakus pak Tan juga menghisap putting payudara kiriku, sedangkan tangan satunya memilin dan meremas payudaraku yang kanan. Terasa gigitannya pada payudaraku, yang lantas disentakannya sampai aku menjerit.
“Aahhhhhhhhh”.
Pantatku sekarang bersandar pada tepi meja, dengan posisi tangan memegangi meja di belakang tubuhku.
“Mhhh… ahhhhh….” jeritan dan rintihan yang terbit dari mulutku semakin menghanguskan birahi pak Tan.
Pak Tan biasanya menyampirkan pulang ujung jilbabku yang turun sampai menutupi dadaku ke pundakku. Pak Tan pun lantas mengusung rokku keatas. Nampaklah dua kaki dan paha mulusku telanjang, dan secarik kain celana dalam di pangkalnya. Salah satu tangan pak Tan memegangi ujung rok ku supaya tak turun, sedangkan tangan yang satu lagi melebarkan dua pahaku, sampai pangkalnya yang masih terutup celana dalam tersebut semakin menganga. Kurasakan benda keras mulai menyusuri belahan kemaluanku. Salah satu tangan pak Tan membimbing benda keras itu supaya menggesek-gesek dengan belahan vaginaku yang tertutup celana dalam itu.
“Ohhhhh….” meski aku berjuang* mengingkarinya, mustahil kupungkiri bahwa sensasi gatal di vaginaku mulai kurasakan.

Nafsu Birahi - Aku juga mulai merasa lemas dan birahi. Aku berada dalam dilema. Aku dipaksa untuk merasakan perlakuan pak Tan, walaupun bahwasannya aku enggan. Tangan pak Tan juga mulai mencari-cari ritsleting rokku, dan segera melepasnya. Kini bagian bawahku sudah benar-benar telanjang, celana dalam putihku yang masih menutupi lubang kehormatanku. Sedangkan kepalaku dibiarkanya tetap berjilbab, dan payudaraku sudah menggelantung estetis dengan bekas gigitan dan basah air liur pak Tan.
Dengan kasar pak Tan menarik jilbabku sampai* aku terjatuh dalam suasana bersimpuh. Dihadapanku sekarang sebatang penis pak Tan yang tegang dan mengeras itu. Sambil menunjukkan kepalaku dengan tangannya keaarah penisnya, pak Tan mengatakan
“Ayo… kulum kontol bapak…!!!”
Dengan perasaan jijik, akupun mengisi permintaannya. Kepalaku yang tertutup jilbab tersebut nampak maju mundur. Sementara payudaraku tengah bebas menggelantung, dan bagian bawahku sudah telanjang, hanya celana dalam yang tersisa.
“Mmphhhhh… mhhhhh…” lenguhku ketika penis pak Tan menerobos mulutku.
Pak Tan menyuruhku menjilati ujung penisnya sampai lubang kontolnya. Uhhhh…. aku merasa hendak muntah. Mulutku pun penuh oleh penisnya. Tak satu jengkalpun penisnya yang tidak berpeluang menikmati pelayanan bibir dan lidahku. Bahkan testisnyapun turut aku jilati. Dengan perasaan muak, aku terpaksa mengerjakan hal itu.
Setelah puas, pak Tan memintaku berdiri. Dengan kasar ia mencengkram pantatku yang masih tertutup celana dalam itu, dan menariknya sampai posisiku membelakanginya. Ia menurunkan celana dalamku, sampai kini tak terdapat lagi yang mengayomi lubang kehormatanku. Pak Tan juga berlutut di belakangku. Kini ia menguakkan bongkahan pantatku lebar-lebar. Kini, lubang anus dan kemaluanku sudah mengarah tepat di depan wajahnya.
Tiba-tiba aku menikmati sensasi hangat di permukaan anusku. Ternyata Pak Tan sudah menjilati anusku. Sensasi geli kurasakan menjalar dari anus ke semua badan. Tubuhku terasa lemas masing-masing kali lidah pak Tan menyentuh permukaan anusku. Aku heran, dia tidak merasa jijik. Setelah ia puas, lidahnya pun beralih ke belahan lubang vaginaku. Ia menguakkan bibir  luar vaginaku. Tak lama kemudian, ia juga menjilati semua permukaannya. Klitorisku tak luput dari jilatan dan gigitan lembutnya. Aku semakin pasrah dengan perlakuan Pak Tan. Kurasakan vaginaku semakin basah, baik oleh air liur pak Tan maupun cairan cinta yang terbit dari dalam vaginaku.
“Ohhhhhh…. mphhhhhh…. ampuuunnnn…. tidak boleh diteruskannnnn….” racauku.
Slurp… slurppp… tersiar sedotan pak Tan di permukaan vaginaku semakin bernafsu.
Tak lama lantas pak Tan juga berdiri. Ia unik pinggulku ke belakang, sampai pantatku dan vaginaku semakin terkuak lebar. Tiba-tiba, aku rasakan sebatang penis yag keras sudah melesak masuk ke dalam liang kenikmatanku dari unsur belakang. Aku menikmati pedih pada dinding vaginaku ketika batang penis pak Tan bergesekan dengan dinding liang kenikmatanku, yang sekitar ini terjaga dari penis lelaki di samping suamiku.
“Ahhhhhhhhhhhhhhhhh…..” lengkinganku ketika penis pak Tan disodokkan dengan keras.
Rasanya lubang vaginaku nyaris terbelah.
“Ouhhhh…. Sofiiii….. memekmu enak banget… udah lama bapak nggak ngrasain memek kaya punyamu… mhhhh… ouhhhhh…. akhhhhhh…..” racau pak Tan seraya menggenjot lubang memeku.
“Cepok, cepok, cepok…” suara pinggul pak Tan ketika* bertumbukan dengan bongkahan pantatku yang sedang membusung ke arahnya.
Aku sedang dinikmati dengan posisi doggy. Aku heran, ia nampaknya memang begitu terobsesi dengan pantatku, sampai selama memakaiku juga ia lebih tidak sedikit meremas pantatku daripada dua payudaraku.
“Ohhhh… mhhhh…. oughhhhh….” badanku bergoncang-goncang.
Kepalaku yang berjilbab itu melulu mampu menggeleng dan mendongak ke atas. Payudaraku bergoyang seiring hentakan penis pak Tan di dalam liang kenikmatanku.
“Mmhhhhhh… ahhhhhh… mhhhhh….” rintih dan jeritku masing-masing* kali penis pak Tan melesak dalam vaginaku.
“Soffff…. memekmu masih serettttt…..” racau pak Tan.
“Kepalamu berjilbab buat* aku tambah ngaceng… ouhhhh….. Bapak ketagihan diservis sama tempikmu….. enak bangetttt….. walaupun janda namun tempikmu masih nggigit”
“Mhhhh.. ouhhhhh…. akhhhhhhh….” jawabku dengan desah dan rintih.
Masih dalam posisi dogi, pak Tan tiba-tiba penisnya terbit dari vaginaku. Kini tubuhku yang lemas hanya dapat terbaring tengkurap diatas meja. Kepalaku yang masih berjilbab aku sandarkan di meja, sedang dua tanganku terentang berpegang pada tepian meja. Sementara itu, aku menikmati cairan dingin di anusku. Aku hanya dapat pasrah.
“Mmhhhh…. silitmu kayanya masih prawan nihh… sini, biar bapak prawanin”
Aku ketakutan, dan berjuang menolak.
“Udahhh, tidak boleh nolak… kok beraninya anda nolak permintaan bapak…”
Akupun pasrah. Cairan itu ialah cairan pelumas. Aku menikmati kepala penis pak Tan mulai menempel di lubang matahariku. Perlahan-lahan, kepala penis tersebut mulai menguakkan lubang matahariku. Kurasakan kepala penis tersebut semakin dalam masuk ke dalam anusku. Rasanya sungguh perih, walaupun telah ditolong oleh cairan pelumas itu. Pak Tan juga mulai mempercepat genjotannya dalam anusku.
“Akhhhhh….. ouhhhhh….” terasa panas di dinding anusku dampak gesekan penis pak Tan itu.
“Oouhhhhh…. sakkkkiiiiittt….. ahhhh.. akhhhhhh….” jeritku.
Sambil menggenjot anusku, kedua tangan pak Tan meremasi kedua payudaraku. Bahkan satu tangan pak Tan unik ujung jilbabku ke belakang, sampai kepalaku terdongak keatas.
“Mhhh ohhh… akhhhhh….” jeritku kesakitan.
Pak Tan nampaknya telah nyaris klimaks. Iapun segera menarik penisnya dari anusku. Seperti kesetanan ia melompat ke atas meja lalu mengembalikan tubuhku sampai terlentang di atas meja. Kini posisinya duduk berlutut dengan penis yang menuju wajahku. Dua pahanya mengangkangi wajahku.
“Akhhhhhhhhhhhhhhh………..” teriakan pak Tan yang sudah klimak itu.
Crott……… crorttt…. crottttt….. cairan putih kental yang berbau tak sedap tersebut pun menyembur ke wajah dan mulutku. Aku memejam, supaya cairan tersebut tak masuk ke dalam mataku. Sebagian sudah tertelan. Jilbabku basah oleh cairan kental berbau amis itu, demikian pula baju kurungku. Kulihat pak Tan megap-megap setelah menjangkau klimaks. Aku terlentang lemas sesudah satu jam ia merasakan semua lubang kepuasan di tubuhku.
“Tempik sama silitmu memang hebat Sof… Bapak ketagihan bikin make kamu. Selama satu tahun bapak hanya bias ngremesin pantatmu, sambil memiliki mimpi suatu saat dapat njebol lubang silitmu….” kata pak Tan.
Aku sebenarnya merasa tersinggung dengan ucapannya. Harga diriku sudah hilang sekarang. Kini aku mesti siap guna dinikmatin kapan saja oleh pak Tan. Aku tak bisa melakukan apa-apa kini.
Setelah beristirahat sekitar 30 menit, seraya aku menangis sesenggukan, aku pun mohon* ijin untuk pak Tan untuk mencuci diri di kamar mandi yang terdapat di ruangnya.
“Oohhhh, tidak usah… anda* kan capek kini* saatnya anda* yang dilayani” kata pak Tan.
“Maksud bapak?” jawabku.
“Biar pak Tatang saja yang bersihkan tubuh Sofi… heheheh”
Ouhhhh…. laki-laki gila… belum puas ia menghancurkan kebesaran dan harga diriku.. sekarang aku mesti rela dijamah oleh satu lelaki lagi. Nampak Pak Tan menelpon dengan HPnya, mengajak pak Tatang masuk sambil membawa ember air hangat dan lap basah. Tak lama pak Tatang juga masuk. Ia sungguh terkejut melihatku dalam suasana berjilbab, tetapi dengan baju kurung yang tersingkap* setengah, sampai* payudaraku menggelantung indah, dan unsur* bawah yang sudah* telanjang bulat.
“Lhoooo, mbak Sofi?” tanya pak Tatang keheranan.
Aku melulu tertunduk malu, sedangkan* aku tahu bahwa mata pak Tatang tidak lepas memandang tubuh telanjangku.
“Tenang pak Tatang”, kata pak Tan pada pak Tatang.
“Mbak Sofi barusan kerja keras, jadi dia kini gerah dan capek…. hehehehe… makanya dia kepengen bersihin badannya. Kan kasian, daripada dia bersihin badannya sendiri, kan lebih baik diladenin sama pak Tatang… hehehh…”
“Maksud bapak?” tanya pak Tatang masih kebingungan.
“Maksudnya ya bantu* pak Tatang ngelapin tubuhnya mbak Sofi, khususnya bagian lubang tempik sama silitnya itu. Gimana pak Tatang?”
“Haaaaa, bapak beneran?” tanya pak Tatang tidak percaya.
“Beneran… sudah, nggak usah tidak sedikit omong… bapak inginkan ga?” tanya pak Tan.
“Mauuu… mau… iya pak… mau….” sorak pak Tatang.
“Ya udah sana…” pak Tan menyahut.
“Ayoooo, sini mbak Sofi… cah ayuuu…. biar bapak ngelapin tempikmu” seru pak Tatang kegirangan.
Aku menunduk. Tapi badanku telah terlalu lemah, sampai-sampai aku hanya dapat pasrah ketika pak Tatang menggandengku mengarah ke kamar mandi. Ia juga melucuti semua sisa pakaianku termasuk jilbabku, sampai-sampai aku telanjang bulat. Dengan lap basah, ia ia mulai mencuci tubuhku dari ujung kepala sampai ujung kaki. Saat menggosok liang vaginaku, ia juga berkomentar..
”Wahhhh, tempiknya mbak Sofi ini masih sempit yah” seraya jarinya meyentil-nyentil klitorisku.
“Beda sama tempiknya lonte lokalisasi.. udah pada lower”
Aku melulu terdiam sambil menyangga tangisanku. Pak Tatang memelukku dari belakang. Satu tangannya meremasi payudaraku, sedang tangan lainya sibuk menggosok vaginaku.
“Mbak, yang unsur dalem tempik mbak belum dibersihkan, biar kontol bapak nanti yang gosokin unsur dalem tempiknya mbak… hahahaha”, kata pak Tatang.
Pak Tan berdiri di pintu kamar mandi senyum-senyum menyaksikan ulah pak Tatang kepadaku.
“Kontol bapak udah ngaceng niyy. Wahhh… mimpi apa bapak semalem.. sekitar ini bapak hanya mbayangin ngentu mbak Sofi… khayalan bapak jadi kenyataan”
“Pak Tatang, tersebut jilbabnya dipakein lagi. Lebih ngacengin kalo make jilbab”
“Siapp bosss…” kata pak Tatang.
Setelah selesai mencuci diriku, aku juga disuruhnya lagi menggunakan jilbab, tetapi dengan tubuh yang telanjng bulat. Kini sudah kukenakan jilbab warna kremku yang masih terdapat bercak-bercak sperma pak Tan.
“Pak Tatang, ini uang bikin pak Tatang” Pak Tan menerbitkan uang seratus ribuan dan diserahkan pada pak Tatang.
“Syaratnya, pak Tatang mesti tutup mulut mengenai rahasia di kantor ini… ya, sekarang, pak Tatang boleh nikmatin mbak Sofi sepuasnya.
“Siap bossss” kata pak Tatang.
Pak Tatang mendorongku ke sofa di ruang pak Tan. Tanpa basa-basi ia pun menerbitkan penisnya yang berukuran 20 cm. Dengan kasar ia unik jilbabku sampai kepalaku menuju penisnya.
“Ayo,dimut mbak… kontolnya bapak telah lama nggak dibasahin nih…” kata pak Tatang disambut dengan tawa pak Tan.
Tanpa aku sadar, pak Tan sudah datang dengan membawa sebuah handicam guna merekam persetubuhanku dengan pak Tatang.
“Hehehe, anda memang sesuai jadi bintang bokep. Apalagi bokep cewek berjilbab hehehehe…”
“Mhhhh… oukhhhhh……” kepalaku yang berjilbab tersebut* maju mundur mengulum penis pak tatang yang keras.
Laki-laki duda berusia 50 tahun tersebut nampak merem melek merasakan kulumanku. Ia duduk di sofa, sementara aku sekarang tersimpuh di lantai ruang itu.
“Ohhh… mbak Sofi… ohhhh… kuluman mbak lebih enak dari lonte pelabuhan hhhhhh… mhhhh..”
Setelah puas dengan mulutku, pak Tatang menyuruhku guna terlentang di sofa. Dengan rakus, ia juga* mengulumi payudaraku, dan menggigit-ggit putingnya yang mungil kecoklatan itu…
“Owhhhh… mhhhh… pak Tatang…. sakkkittttt….”
Pak Tatang semakin liar, mengulum putingku. Satu tangannya memilin-milin payudaraku yang lain, sedang tangan satunya lagi memainkan klitorisnya. Kini aku menikmati kegelian, kurasakan jari-jari pak Tatang menusuk-nusuk liang vaginaku.
Pak Tatang lantas melebarkan kedua pahaku dan blessssssssssssssssss…. penis pak Tatang juga terjepit dalam liang nikmatku. Tubuhku terguncang-guncang, sedangkan tangan pak Tatang sibuk memilin-milin putingku.
”Oohhhh, mbak Sofi…. tempikmu enak banget….. bapak belum pernah ngrasain tempik kaya punya mbak Sofi…”
Tiba-tiba pak Tatang menghentikan genjotannya, dan unik penisnya. Ia membalik tubuhku sampai tengkurap, kemudian menyuruhku menungging. Aku melulu pasrah mengekor arahan pak Tatang.
Dalam posisi menungging, sekali lagi pak Tatang menyodokkan penisnya dalam liang nikmatku. Dengan sodokan-sodokanya yang keras, tubuhku juga terguncang-guncang. Tangannya meremasi payudaraku dan sesekali menampar paha dan pantatku sampai terasa pedih. Aku diperlakukannya laksana seekor kuda tunggangan atau suatu boneka seks. Aku hanya dapat pasrah menerima perlakuan itu.
“Mhhhh,… tempik lonte jilbaban ternyata enak… mhhhh…ouhhhh” racau pak Tatang ketika penisnya terjepit dalam liang kenikmatan.
Pak Tatang yang sudah lama menduda, dan sekitar ini memuaskan hasrat seksnya dengan pelacur pelabuhan, yang pasti saja tua-tua dan tidak higienis. Kini penis pak Tatang berpeluang untuk merasakan liang vagina seorang perempuan muda berjilbab, yang liang vaginanya tidak jarang kali terjaga dan terawat. Bahkan lelaki kaya dan tampan juga* belum pasti kuijinkan untuk dapat menjepitkan penisnya dalam lubang vaginaku, kecuali menikahiku, tetapi kini, seorang pesuruh kantor yang tua malah berpeluang menikmati liang vagina miliku dengan gratis… ohhhhh… nasibku….
Bukan melulu liang vaginaku, penis pak Tatang pun sekarang telah menikmati pula jepitan lubang anusku. Kali ini tidak terlampau sakit… malah anehnya, akupun mulai merasakan permainan pak Tatang.
Pak Tatang penisnya, lalu  jilbabku sampai kepalaku menghampiri kearah penisnya. Tangan satunya tidak banyak mencekik leherku, sampai-sampai mulutku terbuka, dan
“Akhhhhhh….” teriakan pak Tatang ketika orgasme.
Crotttt… croootttttt… croottttt…. cairan putih hangat masuk seluruhnya ke mulutku. pak Tatang juga menyuruhku guna menelan seluruh spermanya.
Hueekkkkkkk…. rasanya muak sekali. Namun aku darurat nampak sisa-sisa sperma mengalir dari sela-sela bibirku, sampai menambah noda di jilbab kremku. Sisa-sisa sperma yang terdapat di lantai dan sofa juga harus kujilati pula.
Semua adegan tersebut direkam oleh pak Tan. Pak Tan mengancam, andai aku mengadukan kejadian ini pada polisi, atau tidak inginkan menuruti kehendaknya, maka video tersebut akan tersebar. Kejadian di kantor saat tersebut barulah sebuah mula penderitaanku. Pak Tan ternyata menjualku pada semua pria hidung belang, bukan sebatas untuk menunaikan hutangku, namun pun untuk mengongkosi bironya yang nyaris bangkrut itu. Dengan jilbab di kepala dan wajahku yang keibuan, tidak sedikit bos-bos yang rela merogoh koceknya dalam-dalam untuk diserahkan pada pak Tan, demi memperoleh peluang menjepitkan penisnya ke dalam liang vagina dan anusku, dengan tetap mengenakan jilbabku. Aku heran, sejumlah orang yang memakaiku malah lebih suka menganalku disamping menyodok vaginaku.
Ramuan family yang aku pakai membuat lubang anusku sempit, bersih dan tidak berbau busuk. Bahkan lebih ‘menggigit’.
Bahkan pak Tan pernah sebatas iseng mengumpankanku pada sekelompok supir truk yang sedang mabuk, sehinga aku disetubuhi beramai-ramai di atas bak truk. Dia memasangiku kamera kecil, sampai-sampai ia dapat merekamnya dari mobilnya yang parkir di sebuah tempat.


REKOMENDASI BANDAR TOGEL TERPERCAYA (100%) 


Min Deposit 50.000
BONUS MEMBER BARU 10% / BONUS HARIAN 5%
DISCOUNT TERBESAR : Diskon : 4D= 66% | 3D= 59% | 2D= 29.5% | 2D Dpn= 28% | 2D Tgh= 28%

Share:

Kamis, 01 Agustus 2019

Dini dan Dina Sama Enaknya

Enny Arrow - Namaku Rio, umurku 24 tahun dan aku memiliki face yang manis dan menarik sehingga aku mudah untuk mendapatkan cewek yang aku sukai. Aku tinggal di kota Malang.

www.kantongajaib.club/?ref=MedanKia
Dini dan Dina Sama Enaknya

Cerita Dewasa - Ini berawal ketika aku mempunyai pacar yang ternyata dia punya saudara kembar yang identik hampir segalanya, rambutnya, bodynya, suaranya, pokoknya semua sama jadi aku sulit untuk membedakan yang mana pacarku.


Pacarku itu namanya Dina dan dia punya saudara kembar yang bernama Dini. Aku dan Dina berkenalan di telepon dan mengobrol cukup lama, lalu aku mengajak Dina bertemu di rumahnya.

Jadi sorenya aku langsung berangkat ke rumah Dina. Ternyata Dina itu adalah cewek yang menarik dan mempunyai wajah yang nafsuin, alis matanya begitu indah menurutku dan bodynya sudah benar-benar aduhai n seksi. Dina pun tampaknya juga menyukaiku. Lalu dia mempersilakan aku masuk dan kami berbincang-bincang dirumahnya. Dalam waktu singkat kami berdua mulai akrab karena punya banyak kecocokan. Waktu itu kami berdua duduk bersebelahan di sofa panjang. Aku sering mencuri pandang wajahnya yang cantik, dia juga begitu.

Setelah capek ngobrol dan bercanda kami berdua saling terdiam cuma saling berpandangan dan tersenyum.

“Kamu cantik..” kataku memecah kebisuan.
“Kamu juga cakep, yo..” jawabnya.

Aku benar-benar ingin menciumnya, aku sudah tak tahan ingin merasakan bibirnya yang seksi itu. Mata kami tetap saling bertatapan.

“Aku suka mata kamu, bibir kamu..” pujiku sambil mataku memandang ke arah bibirnya yang mungil.

www.totogenap.club/?ref=MedanKia

Cerita Malam - Dina hanya tersenyum mendengar kataku itu. Lalu aku mulai mendekatkan wajahku perlahan dan Dina juga melakukan hal yang sama. Kami mulai berciuman, saling menikmati dan merasakan. Mulanya ciuman kami begitu hangat tapi lama-lama terasa ada nafsu dalam ciuman kami. Aku mulai menggigit bibirnya yang mungil dan lidah kami beradu, lidahku mulai menari dalam bibirnya lalu aku mulai merasa lidahku seakan tertarik masuk ke dalam mulutnya, kami berdua mulai tak bisa mengendalikan diri, desah nafasnya makin membara, matanya terpejam dan wajahnya yang cantik itu mulai merona merah, kedua tangannya menjambak rambutku seakan menahan nafsu yang ingin meledak.

Sambil berciuman kami mulai berganti posisi, Dina duduk di pangkuanku dan tanganku mulai nakal meraba dan meremas-remas buah dadanya yang montok. Kurasakan kedua pahanya menjepit erat pinggangku saat bibirku memciumi lehernya dan lidahku menjilati dan menghisap daun telinganya. Sementara itu tanganku mulai turun meremas remas pantatnya yang empuk.

Desahannya terdengar makin keras, satu tangannya mulai berani memegang kontolku yang mengeras diluar celanaku. Bosan menciumi lehernya, tanganku membuka bajunya dan melepas BH-nya, lalu kuhisap buah dadanya dan kusedot masuk kedalam mulutku, sementara itu lidahku kuputar-kuputar di puting susunya.

“Uhh” desahnya menikmati rangsanganku.

www.bisadibuka.com/ref.php?ref=MEDANKIA


Desah Asmara - Tangannya mulai berani membuka resleting celanaku dan mengeluarkan kontolku dari dalam celanaku, tangannya yang kecil itu mulai mengocok kontolku yang besar pelan-pelan, akupun juga memerosotkan celana dan CD-nya. Lalu tangan kiriku meremas-remas pantatnya dan tangan kananku meraba-raba vaginanya, terasa bulunya begitu halus dan jemariku terasa basah terkena lendir dari vaginanya, jari telunjukku mulai kumasukkan ke dalam vaginanya yang basah dan licin itu dan kutarik maju mundur perlahan, sementara itu mulutku terus merangsang puting susunya yang kecil.

“Ahh.. Shh” desahnya tak tertahankan, nafasnya tersengal-sengal menderu.

Kemudian Dina mendekatkan badannya semakin merapat ketubuhku sambil tangannya menggesek-gesekkan kontolku diluar vaginanya, kontolku terasa geli saat kena bulu jembutnya yang halus itu. Aku sudah tak tahan ingin memasukkan kontolku ke vaginanya, tapi aku cuma diam saja mengikuti alur permainannya.

“Yo, aku pengen ML sama kamu nih..” ajaknya sambil tersenyum malu-malu.
“Sekarang di rumah kamu ada siapa? Ntar kalau ada yang melihat gimana..?” jawabku.
“Tenang aja, orangtuaku sedang keluar kota, adikku sekarang lagi tidur, jadi aman kok..”, jawabnya sedikit memaksa sambil tangannya terus meremas kontolku.

Tanpa menuggu jawabanku, Dina mulai berdiri dengan lututnya sambil tangannya menggesek-gesekkan kontolku di bibir vaginanya. Wajahnya tampak begitu seksi saat itu. Helm kontolku mulai terasa basah terkena lendirnya. Kemudian pantatnya mulai turun pelan-pelan, terasa helm kontolku masuk didalam vaginanya. Lalu Dina mulai bergerak naik turun perlahan, rasanya kontolku sedikit sulit masuk seluruhnya meskipun vaginanya sudah sangat licin karena kontolku terlalu besar. Tapi Dina terus memaksakan, pantatnya turun terus, akhirnya kontolku mulai masuk seluruhnya kedalam, rasanya kontolku seperti dipijat-pijat dan di tarik oleh vaginanya. Kami berdua mendesah pelan menahan kenikmatan itu.

“Achh.. Ohh” suaranya semakin membangkitkan birahiku.

http://inilinkwow2.club/?ref=Medankia

Denyutan Birahi - Pantatnya mulai bergerak lagi naik turun perlahan kemudian bergerak semakin cepat, tanganku meremas pantatnya sendiri sambil membantunya bergerak agar lebih cepat. Pentil susunya terus kulumat dan kuhisap masuk di mulutku. Dina terus bergerak naik turun, terasa kepalaku sakit karena dia terlalu kuat menjambak rambutku dan menarik kepalaku ke buah dadanya. Aku sudah tak tahan menahan orgasmeku yang hampir ke puncak, lalu terasa tubuh Dina bergetar dan pahanya terasa menjepit erat pinggangku, gerakannya sedikit tertahan tapi dia terus bergerak naik turun, matanya terpejam sambil bibirnya makin mendesah keras.

Lalu terasa kontolku makin hangat dan basah di dalam vaginanya. Rupanya Dina telah orgasme, gerakannya mulai terasa amat perlahan, tapi tanganku terus mengangkat pantat Dina naik turun karena aku juga hampir orgasme, akhirnya kontolku memuncratkan spermaku ke dalam vaginanya, Dina ikut bergerak lagi membantuku mencapai puncak kenikmatan. Rasanya pahaku basah kuyup kena cairan orgasme kami berdua. Kemudian Dina berdiri lalu jongkok di depanku, tangannya mengocok kontolku, lidahnya sekali-kali menjilati sisa spermaku, benar benar suatu kenikmatan yang tak mampu terucap dengan kata-kata.

Setelah selesai dan kontolku mulai melemas, Dina duduk di sebelahku, kepalanya bersandar di bahuku sementara tanganku membelai rambutnya. Kami berdua berusaha mengatur nafas setelah kecapekan bercinta. Lalu kami memakai pakaian kami kembali. Kami berdua tak tahu kalau ada yang mengintip kami sedang bercinta tadi di sofa.

“Yo, jangan anggap Dina cewek nakal ya..? Pintanya manja padaku.
“Enggak kok, aku gak pernah berpikiran begitu sama kamu..” jawabku menenangkan hatinya, lalu Dina tersenyum manis sambil memelukku lebih erat.
“Yo.. Udah jam sepuluh nih, kamu pulang dulu ya, tapi janji besok kamu harus ke sini pagi-pagi ngantar Dina ke kampus..!” pintanya padaku, aku cuma mengangguk.

Akhirnya aku pulang ke rumah dan langsung tidur karena capek.

www.tukangmain.com/?ref=medankia

Gairah Malam - Besoknya..

“Waduh.. Gimana nih, udah jam dua belas siang..!” umpatku karena bangun kesiangan, lalu aku bergegas mandi dan langsung berangkat ke rumah Dina, berharap dia belum berangkat ke kampus.

Sesampainya di rumah Dina aku langsung masuk karena aku tahu orangtuanya belum pulang dari luar kota. Tak terlalu sulit menemukannya karena di rumahnya cuma ada 3 kamar. Tampak di depanku Dina sedang tiduran di ranjang. Dina cuma tersenyum melihatku.

“Lho kamu sudah pulang kuliah ya? Sorry ya tadi pagi gak ngantar kamu.. Abis kecapekan kemarin bercinta ama kamu sih..” alasanku supaya dia gak marah.
“Gak apa-apa kok Yang.. Lagian Dina juga gak ke kampus karena kecapekan kemarin..” jawabnya santai.
“Sini, rebahan di samping Dina, kangen nih..” ajaknya manja.

Aku langsung tiduran di sampingnya sambil memeluknya.

“Yo.. Emm.. Bercinta lagi yuk?” ajaknya mengagetkanku, aku langsung saja mengiyakan kegirangan.
“Tapi sekarang pemanasannya yang lama ya..?” pintanya manja.

Aku cuma tersenyum dan langsung mengambil posisi di atas tubuhnya. Kemudian kami langsung berciuman sangat hot dan bernafsu, tapi terasa ada yang beda dan aneh, karena tindakannya berbeda dengan yang kemarin malam. Tapi aku tak peduli, pikirku yang penting bercinta. Dina kali ini terasa kasar waktu berciuman, lidahku digigit cukup keras sementara tangannya mencakar punggungku, aku tak peduli, pikirku Dina sekarang amat bernafsu ML.

“Slow aja Dina..”, ujarku, tapi dia seakan tak peduli, kemudian tangannya mendorong kepalaku ke bawah, tepat di atas gundukan vaginanya.

Tampak Dina sangat nafsu menggesek-gesekkan kepalaku di vaginanya yang amat basah, terasa hidung dan bibirku basah kena cairannya, lidahku langsung kumainkan menjilati klitorisnya sembari tanganku meremas-remas puting susunya.

“Ahh.. Ahh, terus yo, masukkan lidahmu ke dalam dong..” desahnya manja, langsung saja lidahku kumasukkan dan kuputar-putar di dalam vaginanya, terasa cairannya masuk ke dalam mulutku dan kutelan.
“Ohh.. Iya gitu Yang..” rintihnya tanpa malu-malu.

Tangannya makin mendorong kepalaku, membenamkan wajahku ke vaginanya, aku terus menjilati vaginanya makin cepat, kemudian terasa pahanya menjepit keras kepalaku, tubuhnya bergetar keras, sembari tangannya menjambak rambutku. Kemudian terasa mulutku kena semprot cairannya banyak sekali, bau khas wanita orgasme, tubuhnya makin mengejang sampai orgasmenya berakhir.

Setelah itu Dina menarik tubuhku dan menjilati cairannya sendiri di mulutku, setelah puas Dina langsung mendorong tobuhku, aku merebahkan diri di ranjang, sementara itu Dina bergerak liar melucuti pakaianku, lalu meremas dan mengocok kontolku dengan cepat, wajahnya tampak liar bernafsu saat itu. Lalu mulutnya mengulum kontolku, memasukkan batang kontolku ke dalam tenggorokannya, kemudian menghisap, menyedot kontolku dengan sangat nafsu, aku cuma terpejam menikmati rangsangan yang luar biasa nikmat itu.

Lalu kurebahkan tubuhnya dengan kasar ke atas ranjang dan langsung menindihnya. Kontolku langsung kusodok-sodok dengan cepat ke dalam vaginanya.

“Ahh.. Achh.. Achh” rintihnya menahan gempuran kontolku.

Langsung saja kugoyang dengan cepat pantatku maju mundur. Dina semakin merintih gak karuan, semakin menambah nafsuku. Setelah puas menindihnya, kubalikkan badannya membelakangiku lalu kusodok lagi dari belakang dengan cepat, sementara tanganku meremas-remas buah dadanya.

“Yo.. Masukin di lubang pantat Dina dong..!” ajaknya mengagetkanku.
“Gak apa-apa nih..?” jawabku.
“He.. Eh, Dina suka kok..” kemudian kucopot kontolku, lalu lubang pantatnya kubasahi dengan ludahku, Dina cuma mendesah keenakan campur geli.

http://www.nontondilan.com/link.php?member=medankia

Nafsu Birahi - Setelah itu kugesekkan kontolku di pantatnya dan kusodok pelan-pelan, rasanya sulit sekali masuk karena lubang pantatnya terlalu kecil, tapi terus saja kusodok sampai akhirnya masuk setengah. Kemudian kugoyang maju mundur agar lebih masuk lagi, sampai akhirnya batang kontolku terbenam seluruhnya di dalam pantatnya. Terasa sangat nikmat sekali karena lubangnya sangat sempit, kontolku berdenyut-denyut merasakan pijatannya sampai akhirnya terasa spermaku mengalir di dalam urat kontolku. Lalu langsung menyemprot di dalam lubang pantatnya.

“Ahh.. Ahh..!” desahku menikmati orgasme. Sampai akhirnya aku merebahkan diri sambil memeluknya karena kecapekan.
“Yo.. Gila kamu, ngapain kamu ama adikku..!!” terdengar suara yang sangat mengagetkanku, mataku langsung kubuka dan aku bingung setengah mati melihat Dina ada 2.

Dengan perasaan bingung kutoleh bergantian wajah mereka satu persatu, ya ampun mirip sekali keduanya, cuma yang membedakan satu wajahnya terlihat marah dan satunya lagi terlihat ketakutan.

“Lho.. Dinaku yang mana..?”, kataku kebingungan.

*****

Akhirnya aku tahu kalau aku telah bercinta dengan adiknya dan Dina memaafkanku karena sebelumnya gak mengatakan padaku kalau dia itu kembar. Kami berdua tetap pacaran walaupun Dina tak tahu kalau aku juga masih sering bercinta dengan adiknya. Jadi yang membuatku bisa membedakan Dina dengan adiknya adalah hanya tattoo kecil bertuliskan namaku di punggungnya..




REKOMENDASI BANDAR TOGEL TERPERCAYA (100%) 


Min Deposit 50.000
BONUS MEMBER BARU 10% / BONUS HARIAN 5%
DISCOUNT TERBESAR : Diskon : 4D= 66% | 3D= 59% | 2D= 29.5% | 2D Dpn= 28% | 2D Tgh= 28%

Share:

Rabu, 31 Juli 2019

Pijatan Pak Jono

Enny Arrow - Aku adalah seorang isteri dari seorang karyawan swasta. Aku punya anak dua. Yang kedua ruang belajar satu. Aku tidak jarang nungguin anakku yang kedua di sekolahnya, khususnya waktu olah raga. Guru olah raga anakku mempunyai nama Pak Jono. Ia suka sekali berkelakar dan berhumor.

Pijatan Pak Jono

Cerita Dewasa - Tubuhnya tinggi, tidak cukup lebih 175 cm dan berbadan besar dan kekar. Warna kulit agak hitam. Ia baru saja bercerai dengan isteri 4 bulan yang lalu. Jadi ia seorang duda. Di samping ia guru olah raga, ia juga pintar memijat. Banyak guru lain mohon dipijet olehnya.

Ketika olah raga seperti seringkali ia menggunakan celana training. Sambil menantikan anakku aku menyimak ia yang sedang olah raga bareng murid-murid ruang belajar dua. Begitu aku menyimak diantara selangkangannya aku lihat tonjolan yang memanjang dan besar. Aku berbicara dalam hatiku, wuh panjang dan besar sekali barangnya.

Suamiku kegemaran dipijat. Tukang pijat langganannya sekitar ini ialah pemijat tunanetra.

“Guru olahraga di sekolah anak anda pintar memijat, ngerti urat lagi katanya. Coba saja mas!” kubilangi suamiku.
“Boleh pun kita panggil ke sini malam minggu depan. Mau enggak dia ngurut malam-malam?”
“Enggak tahu ya .. Coba aku tanyakan kelak ya.”

Keesokan harinya aku pergi ke sekolahan dan bertemu dengan Pak Jono.

“Pak, inginkan enggak mijetin suami saya?” tanyaku. “Tapi kalo dapat malam hari, Pak.”
“Boleh pun asalkan ongkosnya mahal,” katanya seraya bercanda.

Setelah suamiku kembali kantor sambil santap malam aku ceritakan padanya bahwa Pak Jono mau.

“Boleh panggil ke sini namun malam selama jam 22.00,” kata suamiku.
Sampai masa-masa yang ditentukan Pak Jono datang ke rumahku. Ia ngobrol dengan suamiku sambil berkelakar sehingga baru saja kenal suamiku merasa akrab dengannya. Aku duduk di sekitar suamiku menemaninya. Kemudian suamiku menyuruhku membereskan kamar depan dekat ruang tamu.

Mulailah suamiku dipijet oleh Pak Jono seraya ngobrol ngalor-ngidul. Pak Jono tidak sedikit ngebanyol sebab memang ia kegemaran bercanda. Aku nonton TV seraya tiduran di sofa ruang tamu ngedengerin obrolan Pak Jono dan suamiku.

Suamiku mulai bercerita agak serius dengan suara pelan-pelan.

“Aku ini tidak powerful dalam dalam hubungan seksual. Kenapa, ya? Jadinya isteriku suka marah-marah bila hubungan intim. Kalau Pak Jono bagaimana dengan isteri Anda?”
“Saya kini duda telah 4 bulan. Kalau dulu sebelum cerai saya kebalikan bapak. Ia kewalahan dengan keterampilan saya hingga ia mohon cerai.”

“Wah, hebat anda ini, Pak.”
Pak Jono yang seringkali suka berkelakar mulai berkata serius.
“Mungkin Bapak terlampau lelah, atau barangkali punya Bapak terlampau kecil dan pendek. Bapak urut yang memperbanyak dan memanjangkan saja. Saya hanya dapat mengeraskan saja. Kalau memanjangkan dan memperbanyak aku tidak bisa,” katanya pada suamiku.

“Wah, tukang urut yang memanjangkan dan memperbanyak itu tidak sedikit yang bohong,” kata suamiku.
“Ada yang bener, Pak. Ada rekan saya sukses dari 13 menjadi 17 cm dan menjadi besar lagi,” kata Pak Jono berjuang meyakinkan.

“Pak Jono pernah nyoba enggak?” tanya suamiku selanjutnya.
“Saya tidak perlu sebab punya saya sudah paling panjang dan besar. Panjangnya 17 cm dan besarnya 4,5 inch,” jawab Pak Jono seraya tertawa. “Kalau punya bapak berapa?”
“Punya saya panjangnya 12 cm besarnya 2,5 inch.”

Mendengar obrolan suamiku dan Pak Jono aku berbicara dalam hatiku.

“Wuh… besar dan panjang sekali punya Pak Jono, pantesan tonjolannya panjang dan besar dan tersebut belum bangun. Apalagi bila barangnya telah bangun.”
Aku jadi berkhayal, bila seandainya…. Wah, nikmat sekali…

Setelah mereka berlalu aku pura-pura tidur. Kemudian suamiku membangkitkan aku.

www.totogenap.club/?ref=MedanKia

Cerita Malam - “Bagaimana, Mas? Cocok enggak pijetan Pak Jono?” tanyaku sesudah Pak Jono pulang.
“Wah bagus sekali, lebih bagus daripada langganan saya. Sekarang saya inginkan langganan sama Pak Jono saja. Saya telah bilang bila saya inginkan pijet tiap malam minggu.”

“Kalau anda mau juga, boleh jajaki malam minggu depan. Pijetannya bagus kok. Badanku rasanya ringan dan enak sekali,” kata suamiku
“Aku mau, namun malu mas, nanti ia kisah di sekolahan.”
“Ya enggak sih, nanti anda bilangin tidak boleh cerita-cerita pada orang lain.”

Keesokan harinya saya ketemu Pak Jono. Sambil tersenyum, ia langsung bertanya padaku.

“Bagaimana Bu? Cocok enggak Bapak dengan pijetan saya?” tanya Pak Jono padaku.
“Cocok sekali… Malam minggu depan bapak diajak suamiku pijet lagi. Bahkan suamiku inginkan langganan.”
“Ya.. Bapak telah bilang sama saya.”

Setelah suamiku menawarkan guna diurut oleh Pak Jono, hatiku tidak karuan, menginginkan bermacam-macam, bercampur fobia dan hendak merasakan sesuatu. Karena memang aku jarang mengejar kepuasan dengan suami. Di samping punya suamiku lemes, barang kecil dan pendek dan tidak tahan lama.

Hampir-hampir masing-masing malam aku menginginkan penis punya Pak Jono. Aku berbicara dalam hati, barang Pak Jono tentu kehitam-hitaman, besar dan panjang. Biasanya orang yang agak hitam tersebut kuat, mana badannya tinggi, besar dan kekar. Pokoknya paling jantan. Kayak apa bila badan yang besar tersebut menindihku dan memelukku keras-keras, sedangkan badanku langsing laksana ini, dan tinggiku 155 cm.

Dengan powerful aku ditindih badan raksasa itu. Apa dapat masuk barang sebesar tersebut ke lobangku yang kecil ini. Apa tidak mentok kesakitan bila barang yang keras dan panjang ditekan ke lobangku dengan tenaga yang raksasa. Pokoknya aku menginginkan antara fobia dan hendak merasakan.

Kata teman-temanku barang gede dan panjang tersebut sangat nikmat sekali. Saking nikmatnya, katanya hingga ngeyut ke ubun-ubun.

Malam ini malam minggu, Pak Jono bakal datang. Hatiku berdebar-debar. Jam mengindikasikan 21.30. Tak lama lantas Pak Jono datang. Suami mempersilahkan masuk, dan bilang padanya bahwa aku mau pun dipijet malam ini, dan suamiku mohon tidak bercerita macam-macam ke orang lain. Pak Jono menjawab, “Ya, tidak dong, Pak.”

Suamiku mulai diurut. Kurang lebih jam 23.00 suamiku berlalu diurut.
Sekarang giliran aku yang bakal diurut. Aku gunakan kain sarung. Suamiku tiduran di sofa di ruang tamu seraya nonton TV.

Aku mulai tengkurep, hatiku dag-dig-dug. Pak Jono mulai menyingkap kain sarungku di unsur betis dan memegang betisku seraya mengurut pelan-pelan, aku merinding menikmati urutan Pak Jono, sebab sebelumnya aku menginginkan sesuatu yang nikmat.

Kini Pak Jono berdiam diri seribu bahasa tidak seperti seringkali suka berkelakar dan berhumor, mungkin merasakan pandangan terhadap betisku yang mulus. Maklum ia menduda 4 bulan. Semakin merinding dan berdebar-debar hatiku saat Pak Jono menempatkan kakiku ke pahanya. Sambil mengurut ia maju sedikit-sedikit sampai-sampai kakiku menyentuh ke unsur selangkangannya sampai-sampai terasa kakiku menyentuh benjolan yang mulai mengeras.

Dengan suara pelan dan terpatah-patah Pak Jono bertanya.

“Paha ibu inginkan diurut?”
“Ya pak, memang di bagian tersebut agak terasa nyilu-nyilu. Pelan ya, Pak,” aku pun membalas dengan suara pelan.

Pak Jono mulai menyingkap pelan-pelan sarungku hingga di bawah tidak banyak pinggulku. Ketika Pak Jono mengurut pahaku hingga ke selangkanganku, aku mengerang dengan suara pelan-pelan takut terdengar suamiku. Pak Jono juga terasa bertambah rangsangannya terasa dari sentuhan tangannya yang kadang-kadang mengurut sambil membelai dan meremas pahaku lagipula ketika hingga di selangkanganku.

Semakin timbul sensasi yang luar biasa saat Pak Jono membuka kain sarungku di unsur atas pinggulku dan memelorotin cdku tidak banyak ke bawah.

www.bisadibuka.com/ref.php?ref=MEDANKIA

Desah Asmara - Kini ia mulai mengurut seraya meremas-remas pinggulku, dan rangsanganku semakin tinggi, aku mengerang dengan suara pelan. Dan Pak Jono tahu bila terangsang, aku pun tahu bila Pak jono pun terangsang.

Aku berbicara dalam hatiku: sebelum aku diurut dalam posisi terlentang, aku bakal pamit sama Pak Jono guna buang air kecil seraya aku hendak melihat apakah suami sudak tertidur atau belum.

Ketika Pak Jono menyuruhku terlentang, aku berbicara kepadanya: “Aku inginkan ke kamar mandi dulu guna buang air kecil.” Ketika terbit kamar aku lihat suamiku tertidur pulas mungkin sebab lelah seharian dan berakhir diurut.

Di kamar mandi aku berbicara dalam hati. Kalau nanti sarungku disingkap hingga ke selangkanganku dalam posisi terlentang, tentu Pak Jono akan menyaksikan bulu jembutku. Ia bakal semakin merangsang. Aku menginginkannya meraba vaginaku dan memasukkan jarinya ke lobang vaginaku.

Setelah masuk ke kamar, aku bilang bahwa suamiku tertidur lelap. Ketika mendengar kataku Pak Jono semakin bersemangat.

Kini aku terlentang di hadapan Pak Jono. Dan Pak Jono tidak was-was lagi ia membuka sarungku hingga ke selangkanganku. Aku memenjamkan mata seraya menggigit bibirku.

Kini Pak Jono tidak memijat lagi namun ia mengelus-elus dan meremas-remas pahaku dengan gemesnya. Kini ia menyaksikan bulu jembutku dan mengelus-elus bibir vaginaku, dan semakin tidak tahan rasanya aku hendak memegang barangnya Pak Jono seraya penasaran namun malu. Pak Jono semakin berani menusukkan jarinya ke lobang vaginaku yang telah membasah dengan lendir.

Aku mulai memberanikan diri meraba selangkangan Pak Jono. Dan Pak Jono membuka resleting celananya. Sambil aku melirik ke selangkangannya, Pak Jono menerbitkan rudalnya. Aku terkejut astaga besar dan panjang sekali. Warnanya kehitam-hitaman, nampak urat-uratnya mengeras, dan kepala rudal jauh lebih banyak lagi dari batangnya. Aku menggenggamnya namun genggamanku tidak muat saking besar.

Sambil mengelus-elusnya, aku bayangkan bila rudal yang kepalanya paling besar ini dimasukkan ke lobangku. Apakah tidak robek lobang vaginaku dan jebol lobang rahimku. Sensasiku semakin meningkat. Perasaanku bercampur hendak menikmati dan fobia robek dan jebol.

Pak Jono sekarang semakin buas mengocok lobang vaginaku dengan jarinya, dan aku sangat hendak ditindihi dan disetubuhi namun takut bila suami bangun bila mendengar jeritanku. Sambil mengocok Pak Jono menciumi pipiku. Pelan-pelan ia kemudian mengecup bibirku, semakin lama ia semakin buas mencipoki, aku juga terangsang berat.

Kemudian ia memelukku dan menindihku sambil berjuang menyingkap sela-sela samping CD-ku guna memasukkan rudalnya, namun tidak sukses masuk. Kemudian ia mengurangi lagi.
“Aduh…” jeritku seraya menggigit bibirku tidak tahan.

Tekanan kedua kalinya ini tidak sukses memasukkan rudalnya ke lobang vaginaku. Kemudian ia mengurangi lagi dengan tenaga yang super keras dan nyaris masuk, tapi tersiar suara suamiku mengorok. Pak Jono dan aku juga kaget terbangun dan menutupkan sarungku ke semua tubuh. Dan aku menyelesaikan pijetan.

Kemudian aku membangkitkan suamiku. Pak Jono juga pamit pulang sebab memang telah larut malam. Kemudian aku menyuruh suami masuk kamar, aku telah tidak tahan. Barang suami pun mengeras tidak laksana biasanya. Kini aku mengalirkan rangsanganku dengan suami sambil menginginkan disetubuhi Pak Jono. Malam tersebut aku benar-benar menikmati puncak orgasme yang spektakuler tidak laksana biasanya, pun suamiku.

http://inilinkwow2.club/?ref=Medankia

Denyutan Birahi - “Ma… Malam ini tidak laksana biasanya. Urutan Pak Jono memang spektakuler membuat anda benar-benar menjangkau puncak kesenangan yang luar biasa. Kita minggu depan urut lagi ya, Ma…” kata suamiku.

Hari-hari aku hidup dalam bayangan: Kalau malam minggu depan suamiku tidak terdapat di rumah, aku bakal menyiapkan minyak pelumas supaya dioleskan ke lobang vaginaku. Aku menginginkan barang Pak Jono yang besar dimasukkan seraya melelukku, menyepokiku dan menggenjotku.

Membayangkannya saja paling nikmat lagipula benar-benar dimasukkan. Sambil rasa khawatir bila lobangku nanti robek dan lobang rahimku jebol.

Kini malam minggu datang, hatiku berdebar-debar menginginkan sesuatu yang besar dan panjang, menginginkan lobang vaginaku membengkak lebar, dan lobang rahim diterobos barang besar. Pak Jono datang memakan pakaian yang serasi nampak paling gagah dan manis. Ketika suami ngobrol dengan Pak Jono telpon berdering. Ternyata rekan suamiku menyuruh ke luar kota guna mengurus bisnisnya.

“Ya nanti sesudah dipijet,” jawab suamiku.
Malam ini aku semakin yakin bahwa aku bakal disetubuhi dengan Pak Jono.
“Ma… saya nanti sesudah diurut bakal pergi ke luar kota,” kata suamiku padaku.
“Jadi, saya tidak usah dipijat, berakhir tidak terdapat Mas.”
“Tidak apa-apa pijet saja, Pak Jono orangnya baik, aku telah percaya kok.”

Mendengar pengakuan suamiku, hatiku girang sebab sebentar lagi tentu aku disetubuhi oleh Pak Jono yang berhari-hari aku membayangkannya.

Setelah suamiku berlalu diurut ia mandi. Dan Aku bilang pada Pak Jono, “Tunggu dulu ya pak, minum-minum dulu kopinya. Aku inginkan menyiapkan pakaian bapak guna ke luar kota.”

Setelah suamiku menyiapkan seluruh yang bakal dibawa ke luar kota, ia pamit ke Pak Jono. Aku mengirimkan sampai pintu gerbang.

Begitu Bapak berangkat hujan turun rintik-ritik. Aku masuk ke ruang tamu dan bilang sama Pak Jono, “Tunggu dulu ya pak, aku pakaian dulu.”

Aku menggunakan sarung dan kaos… dan sengaja aku tidak menggunakan BH dan celana dalam.
Begitu aku keluar, sorotan mata Pak Jono menatap payudaraku, aku tersenyum. Aku duduk di kursi sebentar. Aku bayangkan bahwa Pak jono duda sekitar 4 bulan, berarti ia tidak bersangkutan selama 4 bulan. Aku yakin ia tidak jajan sembarangan. Aku begitu yakin malam ini aku bakal digenjot berkali-kali dan berjam-jam. Memang aku hendak sekali bersangkutan badan sepuas-puasnya.

www.tukangmain.com/?ref=medankia

Gairah Malam - Sekarang aku memilih kamar guna urut di unsur belakang, supaya jeritanku yang keras nanti tidak tersiar oleh siapapun. Aku menyuruh Pak Jono ke kamar belakang, dan hujan turun lumayan deras sampai-sampai cuaca dingin mengirimkan impianku, dan tidak akan tersiar suara apa juga kecuali jeritanku, bunyi cipokan yang mengganas, dan bunyi lobang vaginaku yang digenjot oleh kepala rudal besar dan tenaga yang super keras.

Kini aku berduaan yang sama menginginkan kepuasan seksual dengan sepuas-puasnya. Pak Jono membuka kain sarungku dan bermukim kaos yang menutupi payudaraku. Ia meremas-remas pahaku. Aku mengelinjang-gelinjang.

Kemudian Pak Jono membuka celananya. Rudalnya tegang, membesar dan memanjang. Uratnya mengeras dan kepala rudalnya membesar sekali. Ia menciumi pahaku terus ke bibir vaginaku. Aku telah tidak tahan sebab mulai tadi telah terangsang sebab membayangkan kesenangan yang sebentar lagi bakal aku rasakan.

Ia membuka bajunya dan kaosku. Kini kami berdua telanjang bulat. Hujan turun kian lebat, jam mengindikasikan 23.00. Ia meremas-remas tetekku seraya mengocokkan jarinya ke lobang vaginaku.

“Pak, masukkan… aku telah tidak tahan.”
“Aku pun tidak tahan, aku telah 4 bulan tidak pernah bersangkutan badan, aku hendak malam ini benar-benar puas, barangkali aku main hingga pagi,” timpal Pak Jono.
“Aku pun pak… Aku serahkan seluruh tubuhku pada Pak Jono. Tapi, oleskan minyak pelumas yang kusiapkan ini ke lobang vaginaku dan ke rudal Bapak supaya aku tidak menikmati sakit.”

Aku siapkan parfum dan minyak pelumas yang harum.

“Bu… lobang Ibu kecil sekali,” katanya begitu ia mengoleskan minyak pelumas dibaur dengan ludahnya.

Kini Pak Jono mengangkangkan pahaku lebar-lebar. Pelan-pelan ia menindihiku. Aduh rasanya berat sekali. Ia arahkan rudal besar dan panjang tersebut lobang vaginaku. Ia menekan, namun tak sukses masuk. Kedua kalinya ia mengurangi lagi dan tidak juga sukses masuk, aku menjerit kesakitan.

“Pertama rasanya agak sakit, sebab lobang ibu kecil sekali, dan barang saya besar sekali, jauh tidak ngimbang,” katanya merayuku.

Ketiga kalinya ia mengolesi lobangku dengan minyak pelumas tidak sedikit sekali hingga meleleh ke lobang anusku, ia campur air ludahnya. Ia mengolesi pun rudalnya dibaur dengan ludahnya, lantas ia mengurangi rudal besar, panjang, hitam dan keras sekali. Ia menekannya dengan tenaga yang super keras, kesudahannya masuklah kepala rudal besar itu, dan aku juga menjerit kesakitan.

Ia terdiam, menyangga sejenak, seraya menindihiku dan menciumiku, membujuk dan berbisik ke telingaku.
“Ditahan sakit dahulu ya, nanti Ibu bakal merasakan kesenangan yang luar biasa.”
Aku mengangguk.
“Tahan ya, Bu, aku bakal tekan lagi supaya masuk semua,” bisiknya lagi.
Ia menekannya dengan tenaga yang keras, aku tidak tahan.
“Aduh.. sakit, Pak,” Jeritku tertahan seraya menggigit bibir.

Akhirnya barang tersebut trot… bleees… masuk semua. Rasanya rudal tersebut masuk menjebol ke lobang rahimku. Kini berpindah dari rasa sakit ke rasa nikmat yang luar biasa.
“Pak .. rasanya nikmat sekali.”

Semakin ganaslah Pak Jono menggenjotnya. Nyaring sekali bunyi lobang vaginaku dampak genjotan yang luar biasa. Nikmatnya spektakuler terasa hingga ke ubun-ubun, aku menggigil, meraung-raung kenikmatan.

“Aah… uuuh… uuh… aku… aku… mau menjangkau puncak, Pak…”

Pak Jono mengurangi keras-keras. Aku pun menjangkau puncak kesenangan yang spektakuler yang tidak pernah kurasakan sebelumnya. Pak Jono paling kuat dan bertahan lama, ia belum menjangkau orgasme. Aku telah lemas, tapi sebab Pak Jono meremas-remas pulang tetekku dan menjelati vaginaku, aku mulai terangsang lagi.

Pak Jono menyuruhku nungging. Ia menusukkan pulang rudalnya dan mengocoknya dan menggenjot dari belakang, bunyinya semakin keras, ceprok… ceprok.. ceprok… seraya ia mengelus-ngelus lobang anusku. Ia ngambil minyak pelumas dan dioleskan ke lobang anusku, jarinya ditusukkan ke lobang anusku.
“Aduh… Pak!” jeritku.


http://www.nontondilan.com/link.php?member=medankia

Nafsu Birahi - Tapi ia pintar sekali membuat rangsangan baru. Ia kocok lobang anusku pelan-pelang dengan jarinya, lama-lama aku menikmati nikmat.
“Enak.. Pak… Nikmat… Pak.”

Akhirnya Pak Jono menambahi minyak pelumas ke lobang anusku, dan menarik keluar rudalnya dari vaginaku, ia oles-oleskan kepala rudalnya ke pintu anusku.
“Hangat rasanya, nikmat Pak, nikmat Pak.”

Kemudian menusukkan tepat ke lobang anusku dan menekannya. Akhirnya barang besar tersebut masuk juga. Cepret… prot… ia tekan pelan-pelan sampai separuh penis itu. Ia mendorongku supaya aku tengkurep. Begitu tengkurep ia menindihku, menekankan lagi saldo separuhnya. Aduh nikmat sekali rasanya di anus.

Sampai terasa terdapat cairan muncrat dari dalam lobang anusku. Ia terus mengocok dan menggejot semakin cepat, aku menikmati nikmat sambil menyangga genjotan. Prot… prot… druuuuut. Semakin buas ia menggenjot hingga aku terkentut-kentut dibuatnya.

Akhirnya Pak Jono menjangkau puncaknya dan muncratlah pejunya mengisi lobang anusku. Malam tersebut aku benar-benar merasakan kesenangan yang luar biasa. 



REKOMENDASI BANDAR TOGEL TERPERCAYA (100%) 


Min Deposit 50.000
BONUS MEMBER BARU 10% / BONUS HARIAN 5%
DISCOUNT TERBESAR : Diskon : 4D= 66% | 3D= 59% | 2D= 29.5% | 2D Dpn= 28% | 2D Tgh= 28%
Share:

Sabtu, 27 Juli 2019

Goyangan Mbak Lala Istrinya Sepupuku

Enny Arrow - Aku bekerja sebagai salah satu auditor di perusahaan swasta. Bekerja di bidang tersebut sangat melelahkan bagiku. Tenaga, pikiran, semuanya terkuras. Apalagi kalau ada masalah keuangan yang rumit dan harus segera diselesaikan. Mau tidak mau, aku harus mencurahkan perhatian ekstra.

Goyangan Mbak Lala Istrinya Sepupuku

Cerita Dewasa - Akibat dari tekanan pekerjaan yang demikian itu membuatku akrab dengan gemerlapnya dunia malam terutama jika weekend. Biasanya bareng teman sekantor aku berkaraoke untuk melepaskan beban. Kadang di ‘sini’, kadang di ‘sana’, dan selanjutnya, benar-benar malam untuk menumpahkan “beban”.

Maklum, aku sudah berkeluarga dan punya seorang anak, tetapi mereka kutinggalkan di kampung karena istriku punya usaha dagang di sana. Tapi lama kelamaan semua itu membuatku bosan. Ya…di Jakarta ini, walaupun aku merantau, ternyata aku punya banyak saudara dan karena kesibukan (alasan klise) aku tidak sempat berkomunikasi dengan mereka.

Akhirnya kuputuskan untuk menelepon Mas Adit, sepupuku. Kami pun bercanda ria, karena lama sekali kami tidak kontak. Mas Adit bekerja di salah satu perusahaan minyak asing, dan saat itu dia kasih tau kalau minggu depan ditugaskan perusahaannya ke tengah laut, mengantar logistik sekaligus membantu perbaikan salah satu peralatan rig yang rusak.

Dan dia memintaku untuk menemani keluarganya kalau aku tidak keberatan. Sebenernya aku males banget, karena rumah Mas Adit cukup jauh dari tempat kostku Aku di bilangan Ciledug, sedangkan Mas Adit di Bekasi. Tapi entah mengapa aku mengiyakan saja permintaannya, karena kupikir-pikir sekalian silaturahmi. Maklum, lama sekali tidak jumpa.

Hari Jumat minggu berikutnya aku ditelepon Mas Adit untuk memastikan bahwa aku jadi menginap di rumahnya. Sebab kata Mas Adit istrinya, mbak Lala, senang kalau aku mau datang. Hitung-hitung buat teman ngobrol dan teman main anak-anaknya. Mereka berdua sudah punya anak laki-laki dua orang. Yang sulung kelas 4 SD, dan yang bungsu kelas 1 SD.

www.totogenap.club/?ref=MedanKia

Cerita Malam - Usia Mas Adit 40 tahun dan mbak Lala 38 tahun. Aku sendiri 30 tahun. Jadi tidak beda jauh amat dengan mereka. Apalagi kata Mbak Lala, aku sudah lama sekali tidak berkunjung ke rumahnya. Terutama semenjak aku bekerja di Jakarta ini. Ya, tiga tahun lebih aku tidak berjumpa mereka. Paling-paling cuma lewat telepon.

Setelah makan siang, aku telepon mbak Lala, janjian pulang bareng Kami janjian di stasiun, karena mbak Lala biasa pulang naik kereta. “kalau naik bis macet banget. Lagian sampe rumahnya terlalu malem”, begitu alasan mbak Lala. Dan jam 17.00 aku bertemu mbak Lala di stasiun. Tak lama, kereta yang ditunggu pun datang. Cukup penuh, tapi aku dan mbak masih bisa berdiri dengan nyaman. Kamipun asyik bercerita, seolah tidak mempedulikan kiri kanan.

Tapi hal itu ternyata tidak berlangsung lama Lepas stasiun J, kereta benar-benar penuh. Mau tidak mau posisiku bergeser dan berhadapan dengan Mbak Lala. Inilah yang kutakutkan…! Beberapa kali, karena goyangan kereta, dada montok mbak Lala menyentuh dadaku. Ahh…darahku rasanya berdesir, dan mukaku berubah agak pias.

Rupanya mbak Lala melihat perubahanku dan ? ini konyolnya- dia mengubah posisi dengan membelakangiku. Alamaakk.. siksaanku bertambah..! Karena sempitnya ruangan, si “itong”-ku menyentuh pantatnya yang bulat manggairahkan. Aku hanya bisa berdoa semoga “itong” tidak bangun.

Kamipun tetap mengobrol dan bercerita untuk membunuh waktu. Tapi, namanya laki-laki normal apalgi ditambah gesekan-gesekan yang ritmis, mau tidak mau bangun juga “itong”-ku. Makin lama makin keras, dan aku yakin mbak Lala bisa merasakannya di balik rok mininya itu.

Pikiran ngeresku pun muncul, seandainya aku bisa meremas dada dan pinggulnya yang montok itu.. oh… betapa nikmatnya. Akhirnya sampai juga kami di Bekasi, dan aku bersyukur karena siksaanku berakhir. Kami kemudian naik angkot, dan sepanjang jalan Mbak Lala diam saja. Sampai dirumah, kami beristirahat, mandi (sendiri-sendiri, loh..) dan kemudian makan malam bersama keponakanku. Selesai makan malam, kami bersantai, dan tak lama kedua keponakanku pun pamit tidur.

“Ndrew, mbak mau bicara sebentar”, katanya, tegas sekali.

“Iya mbak.. kenapa”, sahutku bertanya. Aku berdebar, karena yakin bahwa mbak akan memarahiku akibat ketidaksengajaanku di kereta tadi.

“Terus terang aja ya. Mbak tau kok perubahan kamu di kereta. Kamu ngaceng kan?” katanya, dengan nada tertahan seperti menahan rasa jengkel.

“Mbak tidak suka kalau ada laki-laki yang begitu ke perempuan. Itu namanya pelecehan. Tau kamu?!”

“MMm.. maaf, mbak..”, ujarku terbata-bata.

“Saya tidak sengaja. Soalnya kondisi kereta kan penuh banget. Lagian, nempelnya terlalu lama.. ya.. aku tidak tahan”

“Terserah apa kata kamu, yang jelas jangan sampai terulang lagi. Banyak cara untuk mengalihkan pikiran ngeres kamu itu. Paham?!” bentak Mbak Lisa.

“Iya, Mbak. Saya paham. Saya janji tidak ngulangin lagi”

“Ya sudah. Sana, kalau kamu mau main PS.(Play Station) Mbak mau tidur-tiduran dulu. kalau pengen nonton filem masuk aja kamar Mbak.” Sahutnya. Rupanya, tensinya sudah mulai menurun.

www.bisadibuka.com/ref.php?ref=MEDANKIA

Desah Asmara - Akhirnya aku main PS  di ruang tengah. Karena bosan, aku ketok pintu kamarnya. Pengen nonton film. Rupanya Mbak Lala sedang baca novel sambil tiduran. Dia memakai daster panjang. Aku sempat mencuri pandang ke seluruh tubuhnya. Kuakui, walapun punya anak dua, tubuh Mbak Lala betul-betul terpelihara. Maklumlah, modalnya ada. Akupun segera menyetel DVD dan berbaring di karpet, sementara Mbak Lala asyik dengan novelnya.

Entah karena lelah atau sejuknya ruangan, atau karena apa akupun tertidur. Kurang lebih 2 jam, dan aku terbangun. Film telah selesai, Mbak Lala juga sudah tidur. Terdengar dengkuran halusnya. Wah, pasti dia capek banget, pikirku.

Saat aku beranjak dari tiduranku, hendak pindah kamar, aku terkesiap. Posisi tidur Mbak Lala yang agak telungkup ke kiri dengan kaki kanan terangkat keatas benar-benar membuat jantungku berdebar. Bagaimana tidak? Di depanku terpampang paha mulus, karena dasternya sedikit tersingkap. Mbak Lala berkulit putih kemerahan, dan warna itu makin membuatku tak karuan. Hatiku tambah berdebar, nafasku mulai memburu.. birahiku pun timbul.

Perlahan, kubelai paha itu.. lembut.. kusingkap daster itu samapi pangkal pahanya.. dan.. AHH… “itong”-ku mengeras seketika. Mbak Lala ternyata memakai CD mini warna merah.. OHH GOD.. apa yang harus kulakukan… Aku hanya menelan ludah melihat pantatnya yang tampak menggunung, dan CD itu nyaris seperti G-String.

Aku bener-bener terangsang melihat pemandangan indah itu, tapi aku sendiri merasa tidak enak hati, karena Mbak Lala istri sepupuku sendiri, yang mana sebetulnya harus aku temani dan aku lindungi dikala suaminya sedang tidak dirumah.

Namun godaan syahwat memang mengalahkan segalanya. Tak tahan, kusingkap pelan-pelan celana dalamnya, dan tampaklah gundukan memeknya berwarna kemerahan. Aku bingung.. harus kuapakan.. karena aku masih ada rasa was-was, takut, kasihan… tapi sekali lagi godaan birahi memang dahsyat.

Akhirnya pelan-pelan kujilati memek itu dengan rasa was-was takut Mbak Lala bangun. Sllrrpp.. mmffhh… sllrrpp… ternyata memeknya lezat juga, ditambah pubic hair Mbak Lala yang sedikit, sehingga hidungku tidak geli bahkan leluasa menikmati aroma memeknya.

Entah setan apa yang menguasai diriku, tahu-tahu aku sudah mencopot seluruh celanaku. Setelah “itong”-ku kubasahi dengan ludahku, segera kubenamkan ke memek Mbak Lala. Agak susah juga, karena posisinya itu. Dan aku hasrus ekstra hati-hati supaya dia tidak terbangun. Akhirnya “itongku”-ku berhasil masuk.

HH… hangat rasanya.. sempit.. tapi licin… seperti piston di dalam silinder. Entah licin karena Mbak Lala mulai horny, atau karena ludah bekas jilatanku.. entahlah. Yang pasti, kugenjot dia.. naik turun pelan lembut.. tapi ternyata nggak sampai lima menit.


Aku begitu terpukau dengan keindahan pinggul dan pantatnya, kehalusan kulitnya, sehingga pertahananku jebol. Crroott… ccrroott.. sseerr.. ssrreett.. kumuntahkan maniku di dalam memek Mbak Lala. Aku merasakan pantatnya sedikit tersentak. Setelah habis maniku, pelan-pelan dengan dag-dig-dug kucabut penisku.

“Mmmhh… kok dicabut tititnya..” suara Mbak Lala parau karena masih ngantuk.

“Gantian dong..aku juga pengen..”

Aku kaget bukan main. Jantungku tambah keras berdegup.

“Wah.. celaka..”, pikirku.

“Ketahuan, nich…” Benar saja! Mbak Lala mambalikkan badannya. Seketika dia begitu terkejut dan secara refleks menampar pipiku. Rupanya dia baru sadar bahwa yang habis menyetubuhinya bukan Mas Adit, melainkan aku, sepupunya.

“Kurang ajar kamu, Ndrew”, makinya.

“KELUAR KAMU…!”

http://inilinkwow2.club/?ref=Medankia

Denyutan Birahi - Aku segera keluar dan masuk kamar tidur tamu. Di dalam kamar aku bener-bener gelisah.. takut.. malu.. apalagi kalau Mbak Lala sampai lapor polisi dengan tuduhan pemerkosaan. Wah.. terbayang jelas di benakku acara Buser… malunya aku.

Aku mencoba menenangkan diri dengan membaca majalah, buku, apa saja yang bisa membuatku mengantuk. Dan entah berapa lama aku membaca, aku pun akhirnya terlelap. Seolah mimpi, aku merasa “itong”-ku seperti lagi keenakan. Serasa ada yang membelai. Nafas hangat dan lembut menerpa selangkanganku. Perlahan kubuka mata.. dan..

“Mbak Lala..jangan”, pintaku sambil aku menarik tubuhku.

“Ndrew..” sahut Mbak Lala, setengah terkejut.

“Maaf ya, kalau tadi aku marah-marah. Aku bener-bener kaget liat kamu tidak pake celana, ngaceng lagi.”

“Terus, Mbak maunya apa?” aku bertanya kepadanya. Aneh sekali, tadi dia marah-marah, sekarang kok.. jadi begini..

“Terus terang, Ndrew.. habis marah-marah tadi, Mbak bersihin memek dari sperma kamu dan disiram air dingin supaya Mbak tidak ikutan horny. Tapi… Mbak kebayang-bayang titit kamu. Soalnya Mbak belum pernah ngeliat kayak punya kamu. Imut, tapi di meki Mbak kerasa tuh.” Sahutnya sambil tersenyum.

www.tukangmain.com/?ref=medankia

Gairah Malam - Dan tanpa menunggu jawabanku, dikulumnya penisku seketika sehingga aku tersentak dibuatnya. Mbak Lala begitu rakus melumat penisku yang ukurannya biasa-biasa saja. Bahkan aku merasakan penisku mentok sampai ke kerongkongannya.

Secara refleks, Mbak naik ke bed, menyingkapkan dasternya di mukaku. Posisii kami saat ini 69. Dan, Ya Tuhan, Mbak Lala sudah melepas CD nya. Aku melihat memeknya makin membengkak merah. Labia mayoranya agak menggelambir, seolah menantangku untuk dijilat dan dihisap. Tak kusia-siakan, segera kuserbu dengan bibirku..

“SSshh.. ahh.. Ndrew.. iya.. gitu.. he-eh.. Mmmffhh.. sshh.. aahh” Mbak Lala merintih menahan nikmat. Akupun menikmati memeknya yang ternyata bener-bener becek. Aku suka sekali dengan cairannya.

“Itilnya.. dong… Ndrew.. mm.. IYAA… AAHH… KENA AKU… AMPUUNN NDREEWW..”

Mbak Lala makin keras merintih dan melenguh. Goyangan pinggulnya makin liar dan tak beraturan. Memeknya makin memerah dan makin becek. Sesekali jariku kumasukkan ke dalamnya sambil terus menghisap clitorisnya. Tapi rupanya kelihaian lidah dan jariku masih kalah dengan kelihaian lidah Mbak Lala. Buktinya aku merasa ada yang mendesak penisku, seolah mau menyembur.

“Mbak… mau keluar nih…” kataku.

Tapi Mbak Lala tidak mempedulikan ucapanku dan makin ganas mengulum batang penisku. Aku makin tidak tahan dan.. crrootts… srssrreett… ssrett… spermaku muncrat di mulut Mbak Lala. Dengan rakusnya Mbak Lala mengusapkan spermaku ke wajahnya dan menelan sisanya.

“Ndrewww.. kamu ngaceng terus ya.. Mbak belum kebagian nih…” pintanya.

Aku hanya bisa mmeringis menahan geli, karena Mbak Lala melanjutkan mengisap penisku. Anehnya, penisku seperti menuruti kemauan Mbak Lala. Jika tadi langsung lemas, ternyata kali ini penisku dengan mudahnya bangun lagi. Mungkin karena pengaruh lendir memek Mbak Lala sebab pada saat yang sama aku sibuk menikmati itil dan cairan memeknya, aku jadi mudah terangsang lagi.

Tiba-tiba Mbak Lala bangun dan melepaskan dasternya.

“Copot bajumu semua, Ndrew” perintahnya.

http://www.nontondilan.com/link.php?member=medankia

Nafsu Birahi - Aku menuruti perintahnya dan terperangah melihat pemandangan indah di depanku. Buah dada itu membusung tegak. Kuperkirakan ukurannya 36B. Puting dan ariolanya bersih, merah kecoklatan, sewarna kulitnya. Puting itu benar-benar tegak ke atas seolah menantang kelelakianku untuk mengulumnya. Segera Mbak Lala berlutut di atasku, dan tangannya membimbing penisku ke lubang memeknya yang panas dan basah. Bless… sshh…

“Aduhh… Ndrew… tititmu keras banget yah…” rintihnya.

“kok bisa kayak kayu sih…?”

Mbak Lala dengan buasnya menaikturunkan pantatnya, sesekali diselingi gerkan maju mundur. Bunyi gemerecek akibat memeknya yang basah makin keras. Tak kusia-siakan, kulahap habis kedua putingnya yang menantang, rakus.

Mbak Lala makin keras goyangnya, dan aku merasakan tubuh dan memeknya makin panas, nafasnya makin memburu. Makin lama gerakan pinggul Mbak Lala makin cepat, cairan memeknya membanjir, nafasnya memburu dan sesaat kurasakan tubuhnya mengejang.. bergetar hebat.. nafasnynya tertahan.

“MMFF… SSHSHH.. AAIIHH… OUUGGHH… NDREEWW… MBAK KELUAARR… AAHHSSHH…”

Mbak Lala menjerit dan mengerang seiring dengan puncak kenikmatan yang telah diraihnya. Memeknya terasa sangat panas dan gerakan pinggulnya demikian liar sehingga aku merasakan penisku seperti dipelintir. Dan akhirnya Mbak Lala roboh di atas dadaku dengan ekspresi wajah penuh kepuasan.

Aku tersenyum penuh kemenangan sebab aku masih mampu bertahan… Tak disangka, setelah istirahat sejenak, Mbak Lala berdiri dan duduk di pinggir spring bed. Kedua kakinya mengangkang, punggungnya agak ditarik ke belakang dan kedua tangannya menyangga tubuhnya.

“Ndrew, ayo cepet masukin lagi. Itil Mbak kok rasanya kenceng lagi..” pintanya setengah memaksa.



REKOMENDASI BANDAR TOGEL TERPERCAYA (100%) 


Min Deposit 50.000
BONUS MEMBER BARU 10% / BONUS HARIAN 5%
DISCOUNT TERBESAR : Diskon : 4D= 66% | 3D= 59% | 2D= 29.5% | 2D Dpn= 28% | 2D Tgh= 28%
Share:

Kamis, 25 Juli 2019

Erangan Tante Melly

Enny Arrow - Tinggiku 175 cm jadi mudah untuk menggaet cewek di sekolahku, aku lahir di Canada saat aku umur 7 tahun karena papaku di tugasi di Jakarta jadinya aku ikut papa dari kecil ke Jakarta awalnya aku tidak tahu dan bagiku Jakarta asing tapi lama kelamaan jadi terbiasa.

www.kantongajaib.club/?ref=MedanKia
Erangan Tante Melly

Cerita Dewasa - Terus terang walau lama tinggal di Luar pemikiran aku lebih condong ke pemikiran timur coz nyokap tetap berpegang teguh pada adat istiadat timur and terus menanamkan adat istiadat plus prinsip2 yg keras ma anaknya.

Awal mula kisah aku ni dimulai saat musim liburan, bokap n nyokap aku balik ke Canada tuk liburan tapi aku ga ikut karena males bgt kalo cuma bentar doank liburan ke sana so aku lebih milih liburan di sini.

Sebelum berangkat Mama bilang ma aku kalau nanti bosen di sini mendingan jalan – jalan ke bandung aja sekalian jenguk kakek serta tante Melly (adik mama), dan seingatku Tante Melly dah lama bgt ga ke Jakarta dan Mama hanya berhubungan via telephone doank.

Petualangan dimulai ketika seminggu kemudian aku maen ke Bandung, hari pertama di Bandung aku habiskan melepas kangen ma kakek. hari kedua di Bandung aku minta di antar ma supir ke rumahnya tante Melly.

Rumahnya terletak di salah satu kompleks perumahan yg cukup elit di Bandung, sebelumnya mama sudah menelfon dan memberitahukan kepadanya bahwa aku akan datang.

”Gary..wahh sudah besar sekali kamu sekarang yah,sudah tidak ngeh lagi tante sama kamu sekarang. Hahaha” kira-kira begitulah katanya sewaktu pertama kali melihatku setlah sekian tahun ga ketemu.

Wajahnya masih saja seperti yang dulu seakan tidak bertambah tua sedikitpun.

”Oh yah.. tuh supirnya disuruh pulang ja nanti Gary pake aja mobil tante kalau mau pulang” aku pun mengiyakan dan menyuruh supir pulang. Hari itu kami banyak bercerita dan tak terasa tiba waktunya untuk dinner.”

makan dulu yuk Gary… itu sudah disiapkan makanannya sama bibi” katanya sambil menunjuk pembantunya.

”kita tidak menunggu om Tino dulu tante” aku coba menanyakan suaminya. ”ga usah lah tadi om sudah nelf dan bilang ga bakal pulang malam ini” tante Melly menjelaskan, maklum suaminya tante Melly anak salah satu konglomerat di Bandung.

Cerita Malam - Rumah sebesar ini Cuma dihuni sendirian bersama pembantunya karena walau dah lama menikah tapi tante yg satu ini mang lom dikaruniai anak. sambil makan kami bercerita panjang lebar. ”kamu berani pulang sendiri semalam ini Gary” katanya sambil melirik jam dinding yang sudah menunjukkan jam 21.00.

”ahh berani kok tante…” jawab aku. ”mendingan kamu tidur disini aja malem ini deh… nanti tante yang telephone kakek, lagian diatas kan ada kamar kosong”.

Aku pun mengiyakan tawaran tante Melly dan dalam hati aku mengira dia menyuruhku menginap karena takut sendirian, sumpah ga ada sama sekali pikiran negatif tentang tawarannya.


”oh iya kalau mau mandi air panas pake aja kamar mandi di kamar tante. nanti kamu pakai aja bajunya om Tino. Yuk sini” ajak tante Melly. aku pun mengangguk sambil mengikutinya. kamar mandi yang dimaksud terletak di dalam kamarnya.

Lalu dia mengambil T-shirt dan celana pendek untuk aku,aku langsung membawa pakaian itu ke kamar mandi,abis mandi aku kaget ngliat tante Melly. Dia tidur tengkurap peke aju tidur tipis, kelihatan jelas Cdnya tapi aku gax ngliat tali bra di punggungnya.

Terangsang juga ngliat pemandangan kaya gitu, kayaknya dia tertidur waktu nonton TV karena Tvnya masih menyala. Aku berjalan ke arah TV untuk matiin tuh TV, melihat adegan panas yg berlangsung di layar kaca mendadak aku langsung diem n ga jadi matiin.

Nafsu Birahi - Aku liat kebelakang tante Melly masih tidur, sekedar iseng aku berdiri sambil nonton tuh adegan. Tiba-tiba terdengar teguran halus tante Melly diikuti tawa tertahannnya. Aku malu banget sambil berbalik ke belakang dan mencoba senyum semanis mungkin.

Wuakakaka, waktu aku berbalik tante Melly dah duduk tegak diatas kasur. ”kirain tante dah tidur” aku coba memecahkan kebuntuan otak sambil berjalan keluar kamar.

”Gary.. bisa tolong pijit badan tante ga??….pegel semua nih” terdengar suara helaan nafas panjang dan suara kain jatuh ke lantai. saat aku berbalik mo ngejawab tante Melly dah tidur tengkurap but this time dah tanpa baju tidur,satu-satunya yang masih dipakai cuma celana dalam…. Thanks god.

Kayak kucing dikasih ikan asin…aku pun langsung jalan mendekati tante Melly. sedikit canggung langsung aku letakkan tangan di bahunya.

”Om Tino kapan pulang tante?” iseng nanya coz takut di gerebek ma suaminya.

”hhhmmm… kalau om tuh jarang pulang, kebanyakan meeting ke luar kota kayak sekarang ini” jawab tante Melly.

”Fffffuuuh…” Ngedenger kata luar kota helaan nafas panjang terdengar dari mulut aku. ”turun dikit donk Gary… masa di bahu terus” pinta tante Melly, aku pun langsung menurunkan pijitan ke daerah punggung.

Tak lama kemudian ”kamu duduk aja di atas pantat tante… supaya lebih kuat pijitannya…” aku yang tadi duduk di sampingnya langsung mengambil posisi ke atas pantatnya.

”uungnnnghh…berat juga kamu..” dengus tante Melly.

”Heehehehe…tadi katanya disuruh duduk di sini…” jawab aku asal coz dah ga konsen gara2 pantatnya yang empuk banget.

Alat kelamin aku dah tegang banget, sesekali aku tekan ke belahan pantatnya tante Melly.

”Sudah belom tan..?? dah cape nih!!!” kata aku setelah tangan dah kerasa pegel.

”iyah…. kamu berdiri dulu deh… tante mau balik…”, aku berdiri dan tante Melly sekarang berbalik posisi.

Sekarang aku bisa ngliat wajahnya yg cantik serta payudaranya yang masih kenceng itu tepat di hadapan aku. puting susunya yang merah kecoklatan terlihat begitu menantang.

Aku sampe bengong ngliat gituan.

”hey pijit bagian depan donk sekarang…” katanya.

Aku duduk diatas pahanya, langsung aja aku remas dengan lembut kedua teteknya.


”Geli….hihihihi” cekikikan dia. aku benar-benar dah ga bisa ngendaliin nafsu aku lagi. Aku tarik celana dalamnya dengan agak kasar, aku akui inilah pertama kalinya ngliat wanita telanjang secara nyata di depan mata.

18++ - Tante Melly membuka lebar kedua pahanya begitu celana dalamnya aku lepas dan langsung mem*knya lengkap dengan sang klitoris yg dihiasi bulu halus yg dicukur rapi membentuk segitiga indah.

”kamu sudah sering beginian …??”, tanyanya,

”Ehhh……. tidak koq… baru kali ini tante..” jawabku dengan nafas yang semakin memburu.. kata – kata pun sudah sulit tuk aku ucapkan.

Nafas tante Melly juga sudah gax tenang, kliatan dari dadanya yg dah mulai naik turun ga teratur. ”Jilatin donk sayang….” katanya memelas dengan mata sayu yang dah sangat meminta tuk aku puaskan.

Mulanya ragu juga tapi aku dekatkan juga kepala aku ke mem*knya. ga ada bau sama sekali, pasti tante Melly rajin ngerawat MQ’nya. Aku kluarin lidah menjamah mem*knya menjilati dari bawah menuju pusar .

Beberapa menit lidah aku bermain dengan mem*knya tante Melly sudah mengerang dan menggelinjang kecil menahan nikmat. Aku berdiri sebentar dan melepaskan semua pakaian. Bengong dia ngliat kont*l aku yg 18 cm itu, aku Cuma tersenyum dan melanjutkan permainan lidah aku di mem*knya dia.

Foto Bugil - Beberapa saat kemudian ia meronta menjepit kepalaku dngan pahanya lalu menekan kepala aku dengan kedua tangannya supaya lebih menempel lagi dengan mem*knya yang dah basah…. Ngeliat dia kyak gitu ,langsung ja aku kulum klitorisnya dan memainkannya dengan lidah di dalam mulut, beberapa lama aku meraasakan cairan hangat semakin banyak mengalir keluar dari alat kelaminnya.

”Aaaarrrrgghhh…. jilatan kamu enak banget Gary”, kata tante Melly waktu mencapai klimaks pertamanya.

”benar-benar hebat lidah kamu Gary, tante sudah ga kuat lagi berdiri…dah lama tante ga puas kaya gini”, aku Cuma tersenyum kecil.. perlahan ge tarik kedua kakinya ke pinggir tempat tidur, aku buka pahanya selebar-lebarnya dan skarang mem*knya dah terbuka lebar.
Nampaknya dia masih nikmatin peristiwa tadi dan ga sadar yang sedang aku lakuin. Begitu dia sadar kont*l aku sudah menempel di bibir mem*knya. Ia menjerit tertahan, lalu ia pura2 meronta nggak mau, aku juga ga tahu cara memasukkan kont*l aku karena punya tante djurijah berbeda banget ma punya bule yang sering aku liat di DVD2 blue.

Lubangnya tante Melly kecil banget mana bisa masuk neh pikir aku. Tiba2 aku ngerasain tangan tante Melly memegang kont*l aku dan membimbing ke mem*knya, ”tekan disini yach Gary… tapi pelan–pelan, punya kamu gede banget” pelan ia membantu senjata aku masuk ke dalam mem*knya.

Belum sampai seperempat bagian yang masuk dia dah kesakitan dengan tangan kirinya yg masih menggenggam kont*l aku menahan laju masuknya agar tidak terlalu deras sementara tangan kanannya meremas kain sprei,kadang memukul tempat tidur.

Gairah Malam - Aku ngerasain alat kelamin aku kaya di urut-urut di dalam, aku berusaha menekan lebih dalam tapi tangan tante Melly menahannya. Langsung ja aku tarik tangannya and aku dorong masuk smua batangan aku yang dah tegang banget, ”Garyyy…..”, teriaknya sambil meluk badan aku kenceng banget.

Tante Melly mengerang dan meronta, aku suka banget sensasi mukanya yang binal. Ga sabar lagi langsung aku pegang pinggulnya supaya berhenti meronta. Langsung aku pompa tubuh tante seiring kont*l aku yg keluar masuk dalam mem*knya, ”terusss Gary.. puasin tante lagi sayang…”, bisik tante Melly di telinga aku sambil matanya merem melek dan kukunya mencakar seluruh punggung aku .


setelah lamaan dikit tante Melly menggerakkan pinggulnya seiring dengan goyangan aku.

”Tanteeee….. enak banget goyangannya..” aku mencoba ngeluari kata biar dia lebih bersemangat nggoyang pinggulnya. Tiba – tiba aku ngerasain mem*knya menjepit barang aku dgn kuat, tubuh tante Melly mulai menggelinjang hebat dengan nafas yang ga karuan.

”Tante sudah mau keluar Gary… kamu masih lama ga sayang, tante pengen kita klimaks bareng”, katanya dengan mata merem melek. Aku tak menjawab hanya mempercpat goyanganku, tante Melly menggelinjang dengan hebat, kurasakan cairan hangat keluar membasahi pahaku.

Kurasakan aku juga sudah mau keluar, kusemprotkan saja seluruh cairanku di dalam kelaminnya. Prediksi Bola

”Argghhhh tante… ” kataku ketika cairanku membasahi alat kelaminnya dan kulihat tante Melly hanya mendesis panjang……. ”Kamu hebat .. sudah lama tante tidak pernah klimaks_ kita mandi lagi yuk.. lengket nieh”, ia berjalan ke kamar mandi dan aku mengikutinya. Kami mandi sambil berpelukan di bawah siraman shower air hangat. “Luv u so much tante….”, batinku sambil memeluknya.


www.totogenap.club/?ref=MedanKia
www.bisadibuka.com/ref.php?ref=MEDANKIA
http://inilinkwow2.club/?ref=Medankia
www.tukangmain.com/?ref=medankia
http://www.nontondilan.com/link.php?member=medankia

REKOMENDASI BANDAR TOGEL TERPERCAYA (100%)


Min Deposit 50.000
BONUS MEMBER BARU 10% / BONUS HARIAN 5%
DISCOUNT TERBESAR : Diskon : 4D= 66% | 3D= 59% | 2D= 29.5% | 2D Dpn= 28% | 2D Tgh= 28%
Share:

Sample Text

Copyright © Sumber Kenikmatan | Powered by Blogger Design by ronangelo | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com